Situs Piala Dunia – Piala Dunia 2026 belum dimulai, tetapi wacana besar sudah menggelegar di tubuh FIFA. Organisasi sepak bola dunia itu mendorong pemanfaatan VAR (Video Assistant Referee) ke level yang jauh lebih tinggi. Bila selama ini VAR hanya menangani insiden-insiden besar seperti penalti, pelanggaran yang berpotensi kartu merah, hingga offside, FIFA berencana memperluas kewenangan tersebut.
🔥 Revolusi Teknologi Sepak Bola Menuju 2026
Menurut laporan Tribuna, FIFA mempertimbangkan intervensi VAR pada keputusan corner kick dan penilaian kartu kuning kedua. Artinya, keputusan sepak pojok yang terlihat sederhana sekalipun bisa kembali ditinjau melalui tayangan ulang video. Begitu pula kartu kuning kedua yang selama ini menjadi keputusan mutlak wasit lapangan, dapat direkomendasikan oleh VAR bila ada indikasi pelanggaran yang luput dari perhatian.
Keputusan ini terasa seperti revolusi baru yang akan mengubah wajah pertandingan Piala Dunia 2026 secara drastis. Pertanyaannya, apakah perubahan ini benar-benar membawa keadilan atau justru menambah drama ?
⚽ Fokus Baru FIFA: Pertandingan Harus 100% Adil
FIFA menilai Piala Dunia 2026 harus menampilkan standar keadilan tertinggi. Dengan jumlah 48 tim dan tekanan global terhadap performa wasit, badan sepak bola tertinggi itu ingin meminimalkan setiap bentuk kesalahan. Setiap keputusan kecil dapat berdampak pada perjalanan sebuah negara di turnamen terbesar dunia.
Pejabat FIFA percaya bahwa keputusan corner kick tidak bisa lagi dianggap sepele. Sepak pojok telah menjadi “senjata mematikan” tim-tim papan atas, terutama Eropa. Statistik mencatat tren peningkatan gol dari situasi corner kick selama lima tahun terakhir — termasuk yang melibatkan skema set-piece modern, duel udara, dan bola rebound.
Bila wasit keliru memberikan corner kick atau sebaliknya justru melewatkannya, pertandingan bisa kehilangan keadilan. Karena itu, teknologi video dianggap solusi paling aman untuk mengawal keputusan tersebut.
Dengan kata lain, FIFA berusaha menciptakan pertandingan yang bebas kontroversi — setidaknya secara teori.
🟥 Perubahan Besar untuk Kartu Kuning Kedua
Selain corner kick, isu paling besar dalam wacana ini adalah kartu kuning kedua. Saat ini, VAR hanya boleh ikut campur apabila ada potensi kesalahan fatal yang mengarah pada kartu merah langsung. Tetapi untuk kartu kuning kedua, sang pengadil tetap memegang 100% kendali.
Ke depannya, VAR bisa memiliki kemampuan untuk:
🔹 mengevaluasi apakah pelanggaran layak diberi kartu kuning
🔹 memberikan saran kepada wasit bila pelanggaran layak diganjar kartu kuning kedua
🔹 mengurangi risiko kesalahan dalam keputusan yang memicu kartu merah
Ini menjadi langkah besar karena kartu kuning kedua bisa mengubah arah pertandingan secara total. Sebuah tim dapat kehilangan pemain, mental permainan bisa berubah, dan momentum pertandingan pun dapat terbalik.
FIFA ingin memastikan bahwa kartu merah yang berawal dari dua kartu kuning tidak keluar secara gegabah. Wasit tetap memiliki kewenangan mutlak di lapangan, tetapi VAR akan menjadi “penasihat hukum” yang dapat memperkuat keakuratan keputusan.
🧪 Uji Coba Pertama di Piala Arab 2025
FIFA tidak asal menerapkan aturan ini. Sistem baru rencananya diuji terlebih dulu di Piala Arab 2025 yang digelar 1–18 Desember. Ajang itu dipilih karena formatnya kompetitif, melibatkan tim nasional, sekaligus berada di panggung internasional tetapi bukan kompetisi puncak sekelas Piala Dunia.
Uji coba ini ingin menjawab beberapa hal penting:
Apakah VAR untuk corner kick tidak mengganggu alur permainan?
Seberapa besar dampaknya terhadap jumlah protes pemain dan pelatih?
Seberapa efisien komunikasi antara wasit dan ruang VAR?
Hasilnya akan menentukan apakah aturan tersebut pantas dibawa ke panggung Piala Dunia 2026 yang ditonton miliaran orang.
⚠ Polemik: UEFA Menolak, Kekhawatiran Menguat
Di balik ambisi besar ini, tidak semua pihak satu suara. UEFA menjadi pihak paling vokal dalam menolak rencana tersebut. Konfederasi sepak bola Eropa menilai bahwa:
❌ pengecekan corner kick akan memperlambat pertandingan
❌ momentum permainan bisa rusak saat VAR terlalu sering menghentikan laga
❌ penonton akan teralienasi karena terlalu banyak jeda
❌ pertandingan kehilangan tensi natural dan spontanitas
UEFA khawatir sepak bola berubah menjadi olahraga yang dipenuhi evaluasi video dan kehilangan sisi manusiawi — sisi yang selama ini menciptakan drama sepanjang sejarah.
Di mata para penggemar, sepak bola tidak hanya soal ketepatan 100%, tetapi juga tentang emosi, kejutan, dan situasi tak terduga yang memunculkan momen ikonis. Itu sebabnya, perdebatan ini belum memiliki titik temu.
🔍 Akan Mengubah Strategi Tim dan Pelatih?
Jika VAR benar-benar bisa mengecek corner kick dan kartu kuning kedua, dampaknya merembet sampai ke taktik permainan:
📌 Pemain bertahan tak lagi bisa memanipulasi bola keluar untuk menghindari corner
📌 Pelatih mungkin menyusun strategi set-piece lebih agresif karena corner semakin pasti
📌 Pemain tak bisa “berjudi” untuk melakukan tekel keras meski sudah mengantongi kartu kuning pertama
📌 Tempo permainan bisa berubah karena tim lebih berhati-hati dalam duel fisik
Sepak bola modern bisa semakin terstruktur dan terkendali — atau mungkin malah kehilangan kebebasan yang selama ini menjadi ciri khas permainan indah.
🕰 Akankah Laga Piala Dunia 2026 Lebih Lama?
Salah satu risiko terbesar dari aturan baru ini adalah durasi pertandingan. Piala Dunia 2022 sudah memecahkan rekor waktu tambahan karena FIFA ingin menghitung seluruh jeda secara akurat. Bila VAR diperluas lagi, durasi pertandingan berpotensi semakin panjang.
Misalnya:
⏱ pengecekan corner kick 30–60 detik
⏱ evaluasi kartu kuning kedua 1–2 menit
⏱ komunikasi wasit dan ruang VAR 30 detik
Jika kejadian terjadi berkali-kali, pertandingan bisa berjalan lebih dari 100–110 menit. FIFA menilai durasi panjang bukan masalah, tetapi banyak penggemar menilai sebaliknya.
🧐 Menuju Piala Dunia 2026: Pertanyaan Terakhir yang Menentukan
Semua pihak kini menunggu keputusan final. Pertanyaan kuncinya:
Apakah teknologi harus menghilangkan semua kesalahan, atau sepak bola harus tetap memberi ruang bagi sisi manusiawi?
Sepak bola selalu berkembang, dan Piala Dunia 2026 mungkin menjadi tonggak sejarah baru. Bila aturan ini diterapkan, turnamen tersebut bukan hanya ajang terbesar, tetapi juga yang paling dikendalikan oleh teknologi dalam sejarah sepak bola.
Kini dunia menunggu langkah FIFA berikutnya — akankah wacana ini menjadi kenyataan atau sekadar ide yang tenggelam seperti reformasi-reformasi sebelumnya?
🔚 Kesimpulan
Penerapan VAR untuk corner kick dan kartu kuning kedua berpotensi membawa sepak bola ke era akurasi mutlak. FIFA mengejar keadilan sepenuhnya, tetapi risiko waktu pertandingan yang semakin lama, gangguan tensi permainan, dan munculnya perdebatan besar tidak bisa dihindarkan.
Keputusan final FIFA akan menentukan apakah Piala Dunia 2026 menjadi turnamen paling adil atau turnamen paling penuh jeda sepanjang sejarah.
Apa pun akhirnya, satu hal pasti:
💬 Sepak bola sedang berdiri di persimpangan antara tradisi dan teknologi.

