Seiring mendekatnya Piala Dunia 2026, Timnas Brasil mulai merancang strategi yang lebih matang. Oleh karena itu, Carlo Ancelotti disebut mempertimbangkan untuk memanggil kembali Casemiro. Gelandang bertahan berpengalaman itu diyakini masih mampu memberikan stabilitas di lini tengah. Meskipun usianya tak lagi muda, kontribusinya tetap dianggap penting.
Terlebih lagi, performa Brasil dalam beberapa pertandingan terakhir terbilang kurang konsisten. Dalam menghadapi lawan-lawan kuat, Ancelotti merasa skuad muda butuh sosok pemimpin. Untuk itu, kehadiran Casemiro dapat membantu mengangkat mental serta struktur permainan tim secara keseluruhan. Ia dinilai sebagai pemain yang paham tekanan besar turnamen dunia.
Namun demikian, publik sempat meragukan kondisi fisik Casemiro pasca cedera panjang yang ia alami. Akan tetapi, dalam beberapa laga terakhir bersama Manchester United, ia menunjukkan performa membaik. Bahkan, statistik duel dan intersepsinya kembali meningkat secara signifikan. Ini menjadi salah satu pertimbangan utama sang pelatih.
Selain itu, pengalaman Casemiro dalam berbagai turnamen internasional menjadi aset berharga. Ia pernah bermain di tiga edisi Piala Dunia dan sejumlah Copa America. Akibatnya, ia memahami atmosfer kompetisi tingkat tinggi lebih dari gelandang muda lainnya. Hal ini tentunya memberi keunggulan taktis dan psikologis bagi Brasil.
Lebih jauh lagi, karakter kepemimpinan Casemiro di lapangan seringkali menjadi pembeda. Tak jarang ia berteriak memberi instruksi, memimpin pressing, serta menjaga ritme permainan tim. Oleh karena itu, Ancelotti melihatnya bukan hanya sebagai pemain, melainkan juga sebagai mentor bagi generasi penerus.
Meski demikian, tidak semua pihak mendukung keputusan tersebut. Beberapa pengamat menilai Brasil sebaiknya memberi ruang lebih kepada pemain muda. Sebagai contoh, gelandang seperti André atau João Gomes dinilai memiliki potensi besar. Walaupun begitu, belum ada yang benar-benar menunjukkan konsistensi selevel Casemiro.
Untuk mendukung keputusannya, Ancelotti telah meminta tim pelatih memantau perkembangan fisik Casemiro secara berkala. Dengan demikian, ia dapat memastikan sang gelandang siap bermain di level tertinggi. Tes medis dan laporan kinerja akan menjadi dasar dalam menentukan daftar akhir skuad Piala Dunia.
Menariknya, Casemiro sendiri mengaku siap bila dipanggil kembali memperkuat Brasil. Dalam wawancara singkat, ia mengatakan bahwa membela negara adalah kehormatan besar. Oleh sebab itu, ia tak ragu memberikan performa terbaik bila diberi kesempatan. Semangatnya tetap menyala meski usianya hampir menyentuh 34 tahun.
Di sisi lain, kehadiran pelatih sekelas Ancelotti juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pemain senior. Pasalnya, kedekatan mereka sejak di Real Madrid membangun rasa saling percaya. Maka dari itu, jika Ancelotti meminta, Casemiro hampir pasti menjawab panggilan tersebut dengan sepenuh hati.
Melihat lebih luas, keputusan membawa kembali pemain senior bukan hal baru dalam sepak bola. Sebelumnya, banyak tim nasional sukses mengombinasikan pengalaman dan talenta muda. Sebagai contoh, Prancis dan Argentina mengandalkan pilar berpengalaman saat menjuarai turnamen besar. Maka, pendekatan Ancelotti bisa jadi strategi tepat.
Namun tetap saja, keberhasilan strategi ini bergantung pada persiapan matang dan keseimbangan tim. Jika Casemiro kembali, ia harus mampu menyesuaikan diri dengan sistem dan intensitas permainan saat ini. Oleh karena itu, komunikasi dengan pelatih dan rekan setim menjadi sangat penting jelang turnamen.
Tidak hanya aspek teknis, namun juga kebugaran mental menjadi faktor kunci. Casemiro diketahui sebagai pemain yang tenang dalam tekanan. Justru dalam situasi sulit, ia sering tampil lebih baik. Hal itu menjadi alasan mengapa Ancelotti percaya padanya untuk menghadapi atmosfer Piala Dunia yang menegangkan.
Sebagai bagian dari rencana jangka pendek, Brasil akan menggelar serangkaian laga uji coba. Selanjutnya, Ancelotti akan menguji formasi dan kombinasi pemain termasuk Casemiro. Laga persahabatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi sebagai ajang pengambilan keputusan strategis sebelum menentukan skuad final.
Seiring waktu berjalan, para pendukung mulai terbagi dalam dua kubu. Di satu sisi, mereka yang mendukung keputusan Ancelotti karena yakin akan stabilitas. Di sisi lain, ada yang khawatir dominasi pemain senior bisa menghambat regenerasi. Namun, semua sepakat bahwa performa terbaiklah yang pantas dimainkan.
Untuk menjawab perdebatan itu, hanya waktu dan performa nyata yang bisa memberi bukti. Oleh karena itu, kita menantikan bagaimana Casemiro merespons peluang ini. Jika ia mampu membuktikan kualitasnya lagi, maka tak ada alasan menahan dia dari skuad utama. Karena Brasil butuh perpaduan ideal demi meraih gelar.