Konflik Memanas, FIFA Dipaksa Ambil Sikap Sulit terhadap Peserta dari Timur Tengah
Nasib Timnas Iran di Piala Dunia 2026 kini berada di ujung tanduk. Negara yang dikenal dengan sejarah panjangnya di sepak bola Asia ini terancam dicoret dari turnamen paling bergengsi di dunia gara-gara eskalasi konflik militer dengan Amerika Serikat, salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko.
Kabar ini pertama kali mencuat dari New Straits Times, media asal Malaysia, yang melaporkan bahwa fasilitas nuklir Iran mendapat serangan udara dari AS, memicu lonjakan ketegangan geopolitik di kawasan. Situasi ini membuat FIFA dikabarkan mulai mempertimbangkan opsi ekstrem: mengeluarkan Iran dari daftar peserta.
FIFA Pernah Hukum Rusia dan Yugoslavia
Bukan tanpa preseden, FIFA sebelumnya juga mengeluarkan Rusia dari semua kompetisi sepak bola internasional menyusul invasinya ke Ukraina. Di masa lalu, Yugoslavia juga pernah dilarang tampil akibat konflik Balkan yang melanda wilayahnya.
Langkah serupa kini bisa menanti Iran, apalagi bila konflik terus meluas. Piala Dunia sendiri dikenal sebagai ajang yang menjunjung tinggi βuniversalitasβ, namun kondisi perang bisa memaksa FIFA mengesampingkan prinsip tersebut demi keamanan global.
Iran Bisa Tetap Main, tapi Tanpa Suporter π
Andai Iran tetap diizinkan tampil di Piala Dunia 2026, skenario lainnya pun tak kalah pelik. Larangan perjalanan dari Amerika Serikat yang diberlakukan kembali oleh mantan Presiden Donald Trump pada Maret lalu menyulitkan para pendukung Iran untuk hadir langsung di stadion.
Dalam daftar larangan tersebut, warga dari lebih dari 40 negara termasuk Iran, Afghanistan, Libya, dan Sudan tidak diperkenankan masuk ke AS, kecuali untuk keperluan sangat terbatas. Meski atlet dan staf teknis biasanya mendapat pengecualian, suporter biasa tetap tak bisa hadir.
Lolos Duluan, Tapi Bisa Gagal Tampil
Ironisnya, Iran justru sudah menjadi salah satu negara pertama yang memastikan tiket ke Piala Dunia 2026, menyusul Jepang, Argentina, dan tiga negara tuan rumah. Namun tiket itu bisa hangus, bukan karena performa, tapi karena politik.