Menjelang digelarnya Piala Dunia 2026, berbagai tantangan besar menghadang Amerika Serikat sebagai salah satu tuan rumah utama. Dari persoalan iklim ekstrem, keamanan, hingga isu kebijakan imigrasi yang memicu kekhawatiran dunia internasional. Situasi ini mendorong Presiden FIFA, Gianni Infantino, untuk turun langsung dan memastikan turnamen sepak bola terbesar di dunia itu berjalan sesuai rencana.
Suara Keras dari Komunitas Global
Lebih dari 90 organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, baru-baru ini mengajukan surat terbuka kepada FIFA. Mereka menuntut jaminan bahwa Piala Dunia 2026 akan menjadi ajang yang aman dan inklusif, terutama bagi pendukung, pemain, dan jurnalis internasional. Kekhawatiran utama datang dari kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang dinilai bisa menjadi penghalang serius bagi tamu asing.
Iklim Ekstrem Jadi Ancaman Nyata
Selain urusan kebijakan, cuaca ekstrem di beberapa kota tuan rumah seperti Dallas, Miami, dan Atlanta menjadi sorotan tajam. Suhu musim panas yang mencapai lebih dari 40 derajat Celsius berpotensi membahayakan kesehatan pemain dan penonton. Organisasi pemain profesional FIFPRO bahkan mengusulkan perubahan aturan seperti perpanjangan waktu istirahat babak pertama dan tambahan cooling break di tengah pertandingan.
Infantino Bergerak Cepat
Menyadari risiko reputasi dan kelangsungan turnamen, Gianni Infantino melakukan serangkaian pertemuan dengan otoritas lokal, pihak keamanan, serta perwakilan asosiasi sepak bola regional. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen FIFA untuk menjaga kualitas dan integritas Piala Dunia, serta menghindari potensi kericuhan atau kontroversi global.
Amerika Masih Jadi Pusat Perhatian
Meskipun Kanada dan Meksiko juga menjadi tuan rumah bersama, perhatian terbesar tetap tertuju pada Amerika Serikat. Negara ini akan menggelar sebagian besar pertandingan, termasuk partai final yang dijadwalkan berlangsung di MetLife Stadium, New Jersey. Maka tak heran jika segala bentuk persiapan dan isu politik di AS menjadi fokus utama FIFA saat ini.
Penutup
Piala Dunia 2026 seharusnya menjadi ajang perayaan sepak bola lintas benua yang inklusif dan penuh semangat sportivitas. Namun, agar mimpi itu menjadi nyata, perlu langkah nyata dan kepemimpinan yang kuat. Dan saat ini, dunia menaruh harapan besar pada Infantino untuk memastikan turnamen ini tak hanya meriah, tapi juga aman dan berkeadilan bagi semua.
Penulis : Sandra