Strategi Timnas U-23 Indonesia Dikritik Media VietnamMedia Vietnam keluarkan kritik pedas untuk Timnas U-23 Indonesia usai laga Final AFF

🗂️ Daftar Isi

  1. Laga Final yang Memicu Kontroversi

  2. Vietnam Meradang: Strategi Garuda Muda Disorot Tajam

  3. Serangan Media Vietnam: “Indonesia Main Bertahan, Bukan Juara!”

  4. Analisa Taktik Shin Tae-yong Disorot Media ASEAN

  5. Reaksi Netizen: Banjir Kritik Hingga Dukungan Garuda

  6. Apa Kata Pelatih Shin Tae-yong? Ini Responsnya!

  7. Fakta Menarik Usai Final AFF 2025

  8. Penutup: Mampukah Timnas Bangkit dari Kritikan Tajam?


🟥 Laga Final yang Memicu Kontroversi

Laga final Piala AFF U-23 2025 menjadi panggung panas yang tidak hanya menyisakan hasil pertandingan, tetapi juga serangan tajam dari media Vietnam. Pertemuan antara Timnas U-23 Indonesia dan Vietnam U-23 berakhir dengan skor dramatis, namun lebih dari itu, laga ini membuka babak baru dalam rivalitas dua negara sepak bola Asia Tenggara.

Final yang digelar di Stadion Nasional My Dinh tersebut menjadi sorotan bukan hanya karena hasil, tetapi karena strategi permainan Indonesia yang dianggap “defensif dan membosankan” oleh sejumlah media Vietnam.


🟥 Vietnam Meradang: Strategi Garuda Muda Disorot Tajam

Beberapa media Vietnam seperti VNExpress dan The Thao247 melontarkan kritik keras. Salah satu kutipannya menyatakan,

Timnas U-23 Indonesia tampil tanpa niat menyerang. Mereka hanya bertahan dan berharap keberuntungan datang.”

Kritikan ini mengacu pada strategi pelatih Shin Tae-yong yang menurunkan skema bertahan total selama 90 menit pertandingan. Bahkan, beberapa media menyebut bahwa gaya bermain Timnas U-23 Indonesia lebih menyerupai taktik tim yang tidak percaya diri menghadapi tekanan laga final.


🟥 Serangan Media Vietnam: “Indonesia Main Bertahan, Bukan Juara!”

Media Soha.vn menulis artikel tajam berjudul “Juara dengan Bertahan, Apakah Ini Sepak Bola Modern?” yang secara jelas menyindir strategi Timnas U-23 Indonesia. Mereka menyatakan bahwa Indonesia terlalu mengandalkan bola panjang, serangan balik, dan minim kreativitas lini tengah.

Komentar lainnya menyebut:

“Strategi mereka bukan untuk menang, tapi untuk tidak kalah. Tim seperti ini tak pantas jadi raja Asia Tenggara.”

Kritik ini menyulut reaksi dari warganet Indonesia dan menyulut perdebatan panas di media sosial. Banyak yang merasa bahwa kritikan Vietnam berlebihan, mengingat hasil akhir adalah kemenangan bagi Garuda Muda.


🟥 Analisa Taktik Shin Tae-yong Disorot Media ASEAN

Tak hanya Vietnam, beberapa media dari Thailand dan Malaysia juga menyoroti keputusan Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan itu dinilai terlalu berhati-hati dan bahkan tidak memberikan banyak ruang kepada pemain kreatif seperti Arkhan Fikri dan Rafli Asrul.

Namun, beberapa analis justru membela keputusan STY:

“Di laga final, menang adalah segalanya. Jika bertahan membawa trofi, maka itu adalah taktik yang sah.”

Media seperti ASEAN Football Hub bahkan menilai bahwa gaya bertahan Indonesia adalah bentuk dari kematangan taktik, bukan ketakutan.


🟥 Reaksi Netizen: Banjir Kritik Hingga Dukungan Garuda

Di media sosial X (Twitter), Instagram, hingga Facebook, tagar #GarudaJuara dan #FinalAFFU23 sempat trending. Tapi yang mengejutkan, tagar #VietnamBaper juga ikut muncul sebagai respons dari fans Indonesia yang merasa kritik Vietnam terlalu emosional.

Komentar warganet:

  • “Kalau kalah, ya akui. Jangan salahin strategi lawan. Bukan Indonesia yang salah, tapi Vietnam yang gagal menembus pertahanan kami!”

  • “Timnas U-23 Indonesia memang bermain bertahan, tapi itulah strategi. Vietnam terlalu fokus menyerang, lupa bertahan.”

Namun tidak sedikit pula kritik dari fans Indonesia sendiri yang menyebut permainan terlalu pasif dan tidak atraktif, walau hasil akhirnya positif.


🟥 Apa Kata Pelatih Shin Tae-yong? Ini Responsnya!

Saat ditanya soal kritikan media Vietnam, pelatih Shin Tae-yong menjawab diplomatis:

“Saya tidak tertarik komentar orang lain. Tugas saya membawa tim ini menang, dan itu sudah kami lakukan.”

Ia juga menambahkan bahwa pemain Indonesia masih dalam tahap perkembangan dan strategi yang digunakan adalah bentuk adaptasi terhadap gaya main lawan.


🟥 Fakta Menarik Usai Final AFF 2025

  • Ini adalah gelar AFF U-23 pertama Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

  • Arkhan Fikri menjadi pemain terbaik turnamen meski hanya mencetak satu gol.

  • Statistik final menunjukkan Vietnam unggul 68% penguasaan bola, namun Indonesia justru unggul dalam efektivitas serangan balik.

  • Shin Tae-yong menjadi pelatih asing pertama yang membawa dua timnas (senior & U-23) ke final turnamen ASEAN secara beruntun.


🟥 Penutup: Mampukah Timnas Bangkit dari Kritikan Tajam?

Terlepas dari kritik pedas media Vietnam, kemenangan Timnas U-23 Indonesia tetap tercatat dalam sejarah. Namun tantangannya ke depan adalah membangun gaya bermain yang solid namun tetap atraktif. Jika tidak, gelombang kritik seperti ini akan terus berdatangan, bukan hanya dari luar negeri, tapi juga dari dalam negeri sendiri.

Satu hal yang pasti: Garuda Muda telah mengukir prestasi, meski dengan gaya bertanding yang masih jadi perdebatan. Kini, tinggal bagaimana mereka membuktikan bahwa kemenangan ini bukan kebetulan, tapi bagian dari proses menuju kejayaan.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *