Dari PSSI ke Kursi Menpora

Erick Thohir bukanlah sosok asing di dunia olahraga Indonesia. Sejak Januari 2021, ia dipercaya memimpin PSSI dan membawa berbagai perubahan di tubuh federasi. Di masa kepemimpinannya, sepak bola Indonesia mengalami sejumlah momen penting, termasuk langkah Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kini, perjalanan karier Erick berpotensi menembus panggung politik lebih tinggi. Resmi dilantik sebagai Menpora, ia akan menjadi figur kedua setelah Maladi yang meniti jalur serupa: dari Ketua PSSI ke kursi Menpora.

Kondisi ini tentu menghadirkan harapan baru, bahwa sepak bola dan olahraga Indonesia secara keseluruhan akan mendapatkan perhatian lebih besar di tingkat kebijakan nasional.

Jejak Maladi dalam Sejarah Olahraga dan Budaya

Maladi adalah sosok serba bisa dalam sejarah Indonesia. Ia aktif sebagai pejuang kemerdekaan dengan memimpin Tentara Pelajar dalam Serangan Umum Empat Hari di Solo. Setelah masa perang usai, Maladi menekuni dunia olahraga dan seni.

Ia tercatat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1950–1959, bahkan pernah menjadi penjaga gawang tim nasional. Di sisi lain, Maladi juga seorang seniman musik keroncong dengan karya legendaris seperti Di Bawah Sinar Bulan Purnama dan Nyiur Hijau.

Karier Maladi kemudian merambah dunia politik. Ia dipercaya menjadi Menteri Penerangan (1959–1962) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (1964–1966).

Warisan Maladi yang Tetap Hidup

Untuk mengenang jasa-jasanya, nama Maladi diabadikan sebagai nama stadion di Kota Solo. Pada 4 Agustus 2003, Stadion Sriwedari resmi berganti nama menjadi Stadion R. Maladi.

Keputusan ini menjadi bentuk penghormatan atas kontribusinya, baik di bidang olahraga maupun pembangunan infrastruktur stadion di Solo.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *