Italia vs Israel: Gravina Bocorkan Bahaya Besar Jika Boikot Kualifikasi Piala Dunia 2026Italia vs Israel: Gravina Bocorkan Bahaya Besar Jika Boikot Kualifikasi Piala Dunia 2026

Gravina: “Boikot Sama dengan Bunuh Diri Sepak Bola”

Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, kembali menegaskan sikap tegas terkait polemik boikot pertandingan melawan Israel di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Menurutnya, Timnas Italia tidak punya ruang untuk mengambil langkah politis yang bisa menghancurkan mimpi Gli Azzurri tampil di turnamen terbesar sepak bola dunia.

“Akan menjadi kesalahan fatal jika berpikir kami bisa memboikot pertandingan melawan Israel. Konsekuensinya, kami otomatis dianggap kalah, kehilangan poin penting, dan secara tidak langsung justru menguntungkan Israel,” kata Gravina dalam acara Premio Prisco di Chieti, Selasa (23/9), seperti dikutip dari Football Italia.

Gravina menegaskan, olahraga seharusnya berdiri di atas politik. “Ada tanggung jawab politik yang tidak boleh dibebankan kepada dunia sepak bola. Kami sedang berupaya menunjukkan kontribusi nyata dengan mengaktifkan proyek bersama yayasan UEFA untuk membantu anak-anak yang membutuhkan,” tambahnya.

Tekanan Politik di Tengah Tragedi Kemanusiaan

Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang seruan boikot Israel semakin kencang terdengar di Italia. Hal ini dipicu oleh meningkatnya eskalasi konflik Israel-Palestina yang menelan ribuan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Publik Italia, terutama kelompok pro-Palestina, mendesak agar tim nasional mengambil sikap tegas sebagai bentuk solidaritas.

Namun, berbeda dengan Rusia yang sudah lebih dulu mendapat larangan tampil di ajang internasional akibat invasi ke Ukraina, Israel masih tetap diizinkan berlaga di bawah naungan UEFA dan FIFA. Situasi inilah yang membuat FIGC berada dalam posisi serba salah.

Jika Italia memutuskan memboikot, maka tim akan langsung dicatat kalah sesuai regulasi FIFA. Hal ini tentu sangat berisiko, terlebih Gli Azzurri tengah berada dalam perjuangan berat untuk kembali tampil di Piala Dunia setelah dua edisi terakhir absen.

Luka Lama Italia: Dua Kali Gagal ke Piala Dunia

Italia punya sejarah pahit dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai juara Eropa 2020, Gli Azzurri justru gagal tampil di dua edisi Piala Dunia secara beruntun (2018 di Rusia dan 2022 di Qatar). Hal ini menjadi trauma mendalam bagi sepak bola Italia, yang dikenal sebagai salah satu kekuatan tradisional dunia.

Kini, peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka. Italia saat ini menempati peringkat kedua Grup I dengan koleksi sembilan poin dari empat pertandingan. Mereka tertinggal enam angka dari Norwegia yang kokoh di puncak klasemen. Sesuai regulasi, hanya juara grup yang lolos otomatis, sementara tim peringkat kedua wajib berjuang melalui jalur playoff yang terkenal kejam.

Jika kehilangan poin karena boikot, Italia akan berada dalam posisi sulit. Bayangan kegagalan tiga kali berturut-turut lolos ke Piala Dunia tentu akan menjadi mimpi buruk yang tak ingin diulang.

Italia Terancam Gagal Lolos! Gravina Bongkar Risiko Boikot Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Italia Terancam Gagal Lolos! Gravina Bongkar Risiko Boikot Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Duel Sengit Lawan Israel

Menariknya, pertemuan terakhir Italia kontra Israel pada 8 September lalu berlangsung dramatis. Pertandingan yang digelar di tempat netral itu berakhir dengan skor tipis 5-4 untuk kemenangan Italia. Hasil tersebut menjadi pengingat bahwa Israel bukanlah lawan yang bisa diremehkan, meski mereka bukan tim unggulan di Eropa.

Dengan situasi klasemen yang masih ketat, setiap poin begitu berharga. Gravina menilai, memilih jalan boikot sama saja dengan menyerahkan keunggulan kepada lawan tanpa bertarung di lapangan. “Kami ingin menang dengan usaha kami sendiri, bukan memberikan kemenangan gratis kepada siapa pun,” tegasnya.

Antara Politik dan Sepak Bola

Persoalan Israel di ajang olahraga internasional memang menjadi dilema tersendiri. Banyak kalangan menilai, UEFA dan FIFA menerapkan standar ganda. Rusia dihukum berat, tetapi Israel tidak tersentuh meski konflik yang melibatkan negara itu juga menimbulkan korban sipil dalam jumlah besar.

Namun, Gravina menegaskan Italia harus realistis. “Kami memahami sentimen publik, tetapi sebagai federasi kami tidak bisa mengambil risiko yang menghancurkan masa depan tim nasional. Perjuangan untuk membantu korban perang bisa dilakukan dengan cara lain, bukan dengan menghukum pemain di lapangan,” jelasnya.

FIGC pun kini fokus menjaga performa skuad asuhan Luciano Spalletti agar tetap stabil. Target utama tetap satu: memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Risiko “Boikot” Lebih Besar dari Manfaatnya

Melihat kondisi saat ini, risiko boikot jauh lebih besar ketimbang manfaatnya. Italia tidak hanya bisa kehilangan poin, tetapi juga peluang finansial besar, dukungan sponsor, hingga kepercayaan publik sepak bola internasional.

UEFA dan FIFA dikenal tegas dalam menerapkan aturan. Jika sebuah tim tidak hadir di lapangan, konsekuensinya otomatis kalah. Dalam kompetisi seketat kualifikasi, kehilangan tiga poin bisa berakibat fatal.

Italia saat ini masih memiliki peluang untuk mengejar Norwegia di puncak klasemen, meski jalannya terjal. Jika harus melalui playoff, Gli Azzurri wajib tampil sempurna agar tidak mengulang tragedi 2022, saat mereka secara mengejutkan kalah dari Makedonia Utara.

Fokus ke Lapangan, Bukan Politik

Meski tekanan politik terus berdatangan, Gravina ingin Timnas Italia tetap fokus pada lapangan hijau. Ia menilai para pemain sudah cukup terbebani dengan tuntutan publik setelah kegagalan dua edisi Piala Dunia terakhir.

“Sepak bola punya kekuatan menyatukan, bukan memecah belah. Kami ingin Italia menjadi simbol persatuan dan kebangkitan. Itulah mengapa kami harus tetap bermain, bukan menyerah pada tekanan politik,” ujarnya.

Dengan sikap tegas Gravina, Italia kini berada di jalur untuk melanjutkan perjuangan mereka di kualifikasi. Laga melawan Israel akan menjadi ujian berat, bukan hanya soal skor, tetapi juga soal konsistensi dalam memisahkan politik dari olahraga.

Kesimpulan

Italia tidak bisa mengambil risiko boikot Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Gravina menilai langkah tersebut hanya akan merugikan Gli Azzurri yang tengah berjuang menghapus luka lama akibat dua kali gagal tampil di ajang bergengsi. Dengan persaingan ketat di Grup I, setiap poin begitu berharga. Karena itu, Italia harus tetap fokus di lapangan, sambil mencari cara lain untuk menunjukkan solidaritas kemanusiaan.

Ancaman Nyata! Italia Bisa Rugi Besar Jika Boikot Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *