Kegagalan yang Membentuk Harapan Baru
Kegagalan memang menyakitkan, terlebih jika itu menyangkut mimpi besar seperti lolos ke Piala Dunia 2026. Namun, bagi Shin Tae-yong, kegagalan bukan akhir dari segalanya. Pelatih asal Korea Selatan itu baru-baru ini menyampaikan pesan menyentuh untuk Timnas Indonesia dan para pendukungnya, setelah Skuad Garuda dipastikan gagal melangkah ke putaran final turnamen terbesar di dunia tersebut.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari YouTube Goalpost Korea pada Rabu (22/10/2025), Shin mengungkapkan rasa kecewanya namun tetap memberikan semangat untuk masa depan.
“Saya ingin sampaikan memang sayang sekali kita gagal di babak keempat kualifikasi Piala Dunia, tetapi sepak bola tidak berhenti di sana. Masih ada harapan. Masih ada langkah berikutnya,” ujar Shin dengan penuh keyakinan.
Jatuh, Tapi Tidak Kalah
Perjalanan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia memang berakhir dengan hasil yang pahit. Di laga pertama putaran keempat, Indonesia harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor 2–3. Kemudian, di pertandingan kedua melawan Irak, Skuad Garuda kembali menelan kekalahan tipis 0–1.
Dua kekalahan tersebut membuat Indonesia menempati posisi juru kunci grup dan otomatis tersingkir dari kompetisi. Harapan besar masyarakat Tanah Air untuk melihat bendera Merah Putih berkibar di panggung Piala Dunia pun harus pupus sementara waktu.
Namun, Shin Tae-yong tak ingin para pemain dan suporter larut dalam kesedihan. Ia percaya bahwa proses panjang ini akan menghasilkan buah manis suatu hari nanti.
“Saya harap semua pihak bisa melihat ke depan dan terus membangun semangat itu lagi,” ucapnya lembut namun tegas.
Piala Asia 2027 Jadi Titik Balik
Menurut Shin Tae-yong, Piala Asia 2027 bisa menjadi momentum penting bagi kebangkitan Timnas Indonesia. Ia menilai, tim saat ini sedang berada dalam tren positif dan punya banyak pemain muda potensial yang siap bersinar di masa depan. Dengan persiapan yang lebih matang, peluang untuk tampil di Piala Dunia 2030 bukan hal yang mustahil.
“Jadi jangan terlalu kecewa. Pada 2027 juga ada Piala Asia. Kalau dipersiapkan lebih baik, saya yakin Indonesia bisa menuju Piala Dunia 2030,” tambahnya penuh optimisme.
Optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Selama lima tahun melatih Indonesia (2020–2025), Shin telah membawa banyak perubahan signifikan. Di bawah asuhannya, Indonesia berhasil menembus fase gugur Piala Asia 2023 dan melaju ke semifinal Piala Asia U23 2024 — pencapaian yang sebelumnya terasa jauh dari jangkauan.
Perjalanan yang Tak Sia-Sia
Meski kontraknya berakhir pada pertengahan 2025, kiprah Shin Tae-yong meninggalkan jejak mendalam bagi sepak bola Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok disiplin yang menanamkan filosofi kerja keras dan mental baja pada pemain-pemain muda.
Dibandingkan era sebelumnya, performa Timnas di bawah asuhan Shin menunjukkan peningkatan signifikan. Para pemain seperti Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Jay Idzes, hingga Shin Sang-min menjadi simbol semangat baru sepak bola Indonesia yang tangguh dan penuh gairah.
Bahkan setelah tidak lagi menjabat pelatih kepala, Shin masih menunjukkan kepeduliannya terhadap perkembangan Garuda. Ia tetap mengikuti perkembangan tim, menonton pertandingan, dan memberikan pandangan dari luar lapangan.
Masih Ada Cinta untuk Indonesia
Tak berhenti sampai di situ, Shin Tae-yong juga mengisyaratkan bahwa dirinya terbuka untuk kembali menangani Timnas Indonesia jika mendapat kesempatan. Meski kini statusnya adalah mantan pelatih, hatinya tampaknya belum benar-benar bisa berpisah dari Merah Putih.
“Kalau nanti ada tawaran, tentu saya akan pertimbangkan. Tapi, prinsip saya, kalau ada tawaran yang baik, saya terbuka ke mana pun. Jujur saja, hati saya tetap condong ke Indonesia,” ujar Shin.
Ia bahkan menegaskan bahwa jika Indonesia menawarkan posisi dengan kesungguhan, ia akan memprioritaskannya dibanding negara lain.
“Bahkan kalau ada tawaran yang sedikit lebih baik dari negara lain, tapi Indonesia memberi tawaran dengan niat sungguh-sungguh, Indonesia akan menjadi pilihan pertama saya,” tegasnya.
Pernyataan tersebut sontak membuat para penggemar Garuda kembali berharap. Sosok Shin dianggap sebagai arsitek kebangkitan sepak bola nasional — seseorang yang tidak hanya melatih, tetapi juga mencintai tim yang diasuhnya.
Belum Ada Tawaran Resmi
Meski banyak rumor yang menyebut dirinya akan kembali, Shin Tae-yong memastikan bahwa hingga saat ini belum ada komunikasi resmi dari PSSI.
“Tidak, belum pernah ada telepon atau tawaran resmi sama sekali,” katanya menepis kabar miring.
Sementara itu, setelah pemecatan Patrick Kluivert pada 16 Oktober 2025, PSSI belum juga mengumumkan siapa pelatih baru yang akan memimpin Timnas Indonesia. Sejumlah nama besar disebut-sebut masuk dalam radar federasi, seperti Frank De Boer, Timor Kapadze, dan Jesus Casas. Namun, belum ada kepastian siapa yang akan duduk di kursi panas tersebut.
Selain itu, rencana FIFA Matchday bulan November juga masih belum jelas. Hingga kini, belum diketahui siapa lawan yang akan dihadapi oleh Jay Idzes dkk, maupun siapa yang akan memimpin tim di laga tersebut.
Pesan untuk Pemain dan Suporter
Bagi Shin Tae-yong, sepak bola bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi juga tentang membangun karakter, semangat, dan cinta terhadap tanah air. Ia berharap seluruh elemen — mulai dari pemain, pelatih, hingga suporter — tetap bersatu dan terus mendukung Timnas Indonesia.
“Saya tahu masyarakat Indonesia sangat mencintai sepak bola. Itu energi besar. Jangan padamkan semangat itu hanya karena satu kegagalan,” ujarnya penuh makna.
Pesan tersebut menjadi pengingat bahwa perjalanan menuju kesuksesan selalu penuh tantangan. Kegagalan kali ini bisa menjadi pondasi untuk pencapaian yang lebih besar di masa depan.
Harapan Menuju Piala Dunia 2030
Kini, masa depan Timnas Indonesia berada di persimpangan penting. Apakah tim ini akan mundur setelah kegagalan, atau justru bangkit lebih kuat menuju impian baru? Shin Tae-yong percaya bahwa dengan konsistensi, kerja keras, dan dukungan seluruh masyarakat, Garuda bisa terbang lebih tinggi di masa depan.
Mimpi tampil di Piala Dunia 2030 memang masih jauh, tapi bukan tidak mungkin. Dengan regenerasi pemain muda yang terus berjalan, sistem pelatihan yang diperbaiki, serta dukungan publik yang tidak pernah surut, Indonesia memiliki modal besar untuk kembali menantang dunia.
“Sepak bola Indonesia sedang berkembang. Jangan berhenti di sini. Teruslah bermimpi, karena mimpi yang besar akan membawa langkah yang besar pula,” tutup Shin Tae-yong.
✨ Kesimpulan:
Meski pahit harus tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2026, pesan Shin Tae-yong menyalakan kembali api semangat bagi sepak bola Indonesia. Ia mengingatkan bahwa perjalanan belum berakhir — masih ada Piala Asia 2027, dan mimpi besar menuju Piala Dunia 2030.
Dengan keyakinan dan cinta yang tak pernah pudar, Shin Tae-yong seakan berkata:
“Garuda mungkin jatuh hari ini, tapi sayapnya masih kuat untuk terbang kembali esok hari.”