Pukulan Berat untuk Belgia dan Napoli
Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola Eropa. Kevin De Bruyne, gelandang elegan yang dikenal sebagai otak permainan modern, dikabarkan mengalami cedera serius yang bisa membuatnya absen hingga empat bulan. Cedera ini bukan hanya kabar buruk bagi Napoli, klub barunya di Italia, tetapi juga menjadi ancaman besar bagi Timnas Belgia yang sedang berjuang mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026.
Insiden malang itu terjadi secara tak terduga dalam laga Serie A antara Napoli dan Inter Milan akhir pekan lalu. De Bruyne yang tampil gemilang dan sukses mengeksekusi penalti untuk membawa Napoli unggul, tiba-tiba menunjukkan ekspresi kesakitan saat melakukan selebrasi. Ia tampak memegangi paha kanannya—area yang sama dengan cedera lamanya pada tahun 2023 yang kala itu membuatnya harus naik ke meja operasi.
Cedera Lama Kambuh, Operasi Kembali Dijalani
Menurut laporan media Italia, hasil pemeriksaan tim medis Napoli menunjukkan adanya robekan otot paha tingkat tinggi. Diagnosis ini memaksa De Bruyne kembali menjalani operasi lanjutan. Operasi tersebut dikonfirmasi berjalan lancar, tetapi masa pemulihannya diperkirakan memakan waktu sekitar empat bulan—periode yang sama seperti cedera parahnya dua tahun lalu.
Setelah menjalani operasi, De Bruyne langsung meninggalkan Italia untuk kembali ke Belgia. Ia memilih fokus menjalani rehabilitasi di negaranya bersama keluarga. Napoli pun harus menelan pil pahit karena kehilangan salah satu pemain kunci mereka di sisa musim ini. Sejak resmi bergabung dengan klub asal Naples pada musim panas lalu, De Bruyne baru mencatat delapan penampilan di Serie A, namun kontribusinya sudah cukup mencuri perhatian publik Italia.
Pelatih Napoli, Francesco Calzona, mengaku terpukul dengan situasi ini.
“Kami semua tahu betapa pentingnya Kevin bagi tim. Ia membawa pengalaman, visi, dan mentalitas juara yang kami butuhkan. Namun, kesehatan pemain adalah prioritas,” ujarnya kepada Sky Sport Italia.
Mimpi Piala Dunia 2026 di Ujung Tanduk
Cedera ini datang di waktu yang sangat tidak ideal. Piala Dunia 2026 yang akan digelar mulai 28 Juni tahun depan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh De Bruyne. Ia sebelumnya sempat menyebut bahwa turnamen tersebut mungkin akan menjadi penampilan terakhirnya di ajang terbesar sepak bola dunia.
Namun, dengan masa pemulihan yang panjang dan risiko kambuhnya cedera, peluang sang maestro tampil di turnamen tersebut kini berada di ujung tanduk. Belgia sendiri masih berjuang untuk memastikan tiket ke Piala Dunia. Mereka akan menghadapi Kazakhstan dalam laga penting bulan depan yang bisa menentukan nasib mereka di kualifikasi zona Eropa.
Tanpa De Bruyne, Belgia akan kehilangan sosok kreatif di lini tengah—pemain yang selama satu dekade menjadi motor serangan mereka.
“Bermain tanpa Kevin seperti bermain tanpa arah,” ujar Romelu Lukaku dalam sebuah wawancara baru-baru ini. “Dia bukan hanya rekan setim, tapi juga pemimpin di lapangan.”
Absennya De Bruyne juga menjadi sinyal berakhirnya era “generasi emas” Belgia. Nama-nama besar seperti Thibaut Courtois, Youri Tielemans, dan Lukaku kini sudah memasuki fase akhir karier internasional mereka. Jika De Bruyne tak bisa pulih tepat waktu, peluang Belgia untuk menorehkan prestasi besar di Piala Dunia 2026 bisa menipis drastis.
Awal Sulit di Napoli
Kedatangan De Bruyne ke Napoli pada musim panas lalu sempat menjadi salah satu transfer paling disorot di Eropa. Setelah meninggalkan Manchester City secara gratis, ia menandatangani kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan satu musim. De Bruyne disebut menerima gaji sekitar £5 juta per tahun—angka yang menunjukkan betapa besar harapan Napoli terhadap kontribusinya.
Langkah ini awalnya dianggap sebagai babak baru penuh tantangan sekaligus harapan. De Bruyne ingin membuktikan bahwa ia masih bisa bersinar di level tertinggi setelah meninggalkan Premier League. Ia bahkan langsung membangun hubungan solid dengan gelandang bertahan Scott McTominay, mantan pemain Manchester United yang kini juga berseragam Napoli.
Keduanya dikenal kompak di lapangan dan di luar lapangan. Bahkan, mereka disebut tinggal bersebelahan di kawasan elit Napoli. Namun, keberuntungan tampaknya belum berpihak pada De Bruyne. Cedera berulang ini menjadi hambatan besar dalam upayanya menyesuaikan diri dengan atmosfer sepak bola Italia yang terkenal keras dan menuntut fisik tinggi.

Kekecewaan yang Belum Usai terhadap Manchester City
Meski sudah memulai petualangan baru di Napoli, bayang-bayang masa lalunya di Manchester City tampaknya masih melekat kuat. Saat meninggalkan Etihad Stadium, De Bruyne sempat menyiratkan kekecewaan karena kontraknya tidak diperpanjang oleh klub yang telah dibelanya selama satu dekade.
“Entah kita suka atau tidak, sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal,” ucap De Bruyne dalam konferensi perpisahan yang emosional.
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, juga tidak menutupi betapa berat keputusan tersebut baginya.
“Kevin adalah pemain yang luar biasa. Dia tidak hanya memberikan trofi, tapi juga identitas bagi tim ini. Namun, sepak bola terus berjalan dan setiap era memiliki akhirnya,” ungkap Guardiola.
Kini, keputusan itu terasa semakin pahit bagi sang pemain. Setelah mengukir kejayaan bersama City dengan enam gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions, De Bruyne justru harus menghadapi masa-masa sulit dalam kariernya di usia yang tak lagi muda.
Tekad untuk Bangkit Kembali
Meski situasi terlihat berat, De Bruyne dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan mental baja. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa cedera tidak akan menghentikan semangatnya untuk kembali ke lapangan.
“Ini bukan akhir, hanya jeda sementara,” katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya setelah menjalani operasi.
Para penggemar pun membanjiri kolom komentar dengan dukungan dan doa agar sang maestro segera pulih. Napoli bahkan merilis video singkat berisi momen kebersamaan tim dengan De Bruyne selama latihan, sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya yang luar biasa.
Jika proses pemulihan berjalan sesuai rencana, De Bruyne diperkirakan bisa kembali bermain pada awal Maret 2026. Namun, waktu itu tentu sangat mepet dengan persiapan Piala Dunia. Belgia dan pelatih mereka akan menghadapi dilema besar: mempertahankan harapan sang bintang atau mencari pengganti yang mampu menambal kekosongan di lini tengah.
Akhir Terbuka bagi Sang Maestro
Perjalanan karier Kevin De Bruyne memang selalu penuh warna—dari masa kejayaan di Inggris hingga tantangan baru di Italia. Namun, babak kali ini terasa berbeda. Cedera berat yang datang di usia 34 tahun bukan hanya menguji fisiknya, tetapi juga semangatnya untuk menutup karier dengan cara yang ia impikan: tampil di Piala Dunia sekali lagi bersama negaranya.
Bagi banyak fans sepak bola, De Bruyne adalah simbol dari kerja keras, kecerdasan taktis, dan kesetiaan terhadap permainan. Kini, dunia menanti apakah sang maestro mampu menulis kisah kebangkitannya sekali lagi—atau justru menutup lembaran terakhir kariernya dengan rasa getir.
Apapun yang terjadi, satu hal pasti: Kevin De Bruyne telah meninggalkan jejak mendalam dalam dunia sepak bola modern. Dari Manchester ke Napoli, dari kemenangan hingga cedera, kisahnya tetap menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
#KevinDeBruyne #Napoli #TimnasBelgia #PialaDunia2026 #BeritaBola #SepakBolaEropa #SerieAItalia #DeBruyneCedera #NapoliFC #Belgia #CederaPemain #BeritaSepakBola #FootballNews #PialaDunia #BintangSepakBola #PepGuardiola #ManchesterCity #KDB #WorldCup2026 #BeritaTerbaruBola



