Pertandingan penuh gengsi antara Real Madrid dan Barcelona di Santiago Bernabéu kembali menghadirkan drama klasik yang tak terlupakan. Dalam laga La Liga yang digelar pada 26 Oktober, Los Blancos sukses menundukkan rival abadinya dengan skor 2–1, berkat ketajaman Kylian Mbappé dan kecerdikan Jude Bellingham.
Babak Pertama: Intensitas dan Gol Cepat
Madrid langsung tampil agresif di hadapan publik sendiri. Kombinasi Mbappé–Vinícius–Bellingham menjadi mimpi buruk bagi lini belakang Blaugrana.
Hasilnya, pada menit ke-22, Mbappé membuka skor lewat sepakan kaki kanan yang tak mampu dijangkau kiper. Gol ini menjadi bukti mengapa penyerang asal Prancis itu disebut-sebut sebagai galáctico baru yang membawa dimensi berbeda dalam serangan Madrid.
Namun, Barcelona tak tinggal diam. Hanya 16 menit berselang, Fermín López memanfaatkan umpan Pedri dengan penyelesaian brilian, menyamakan kedudukan menjadi 1–1 di menit ke-38. Tempo tinggi dan duel lini tengah yang ketat membuat laga terasa seperti cerminan klasik masa lalu antara Messi dan Ronaldo—penuh gengsi dan intensitas.
Bellingham Menentukan
Menjelang akhir babak pertama, publik Bernabéu kembali bersorak. Kali ini giliran Jude Bellingham yang mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-43. Gelandang muda asal Inggris itu memanfaatkan bola liar di kotak penalti dan menuntaskannya dengan ketenangan luar biasa.
Gol ini bukan sekadar penentu keunggulan, tapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran Bellingham sebagai motor permainan Madrid di bawah arahan xabi alonso.
Drama di Akhir Laga
Memasuki menit-menit akhir, tensi pertandingan memuncak. Andriy Lunin harus diusir wasit pada menit ke-90 setelah melakukan pelanggaran keras di luar kotak penalti. Barcelona berusaha memanfaatkan keunggulan jumlah pemain, namun waktu tak cukup untuk membalikkan keadaan meski Pedri sempat menciptakan peluang emas di masa tambahan.
Madrid pun menutup laga dengan kemenangan 2–1, sekaligus memperkokoh posisi mereka di puncak klasemen sementara.
Analisis Taktik ala Sky Sports
-
Real Madrid (4-3-3):
Lunin; Carvajal, Nacho, Mendy; Valverde, Tchouaméni, Bellingham; Rodrygo, Mbappé, Vinícius Jr.
xabi alonso memaksimalkan transisi cepat dari sayap. Mbappé dan Vinícius memaksa bek Barca melebar, memberi ruang bagi Bellingham untuk menusuk di tengah. Madrid unggul dalam duel kedua bola dan serangan balik cepat. -
Barcelona (4-3-3):
Ter Stegen; Koundé, Araujo, Martínez, Balde; Pedri, Gavi, De Jong; Yamal, Lewandowski, F. López.
mencoba bermain proaktif dengan possession football, namun kehilangan kontrol di lini tengah setelah tekanan tinggi Madrid memutus aliran bola. Kurangnya koordinasi antara lini tengah dan belakang membuat Blaugrana sering terpancing keluar posisi.
Kesimpulan
El Clásico kali ini menegaskan bahwa Madrid era baru sedang lahir. Mbappé dan Bellingham menjadi simbol generasi galáctico modern: cepat, efisien, dan mematikan.
Sementara Barcelona harus menemukan cara untuk menjaga konsistensi dalam tekanan besar—terutama di partai sebesar ini.
