🔥 Tragedi di Napoli: Gol Kemenangan yang Berujung Bencana Absen Panjang
Musim panas lalu, dunia sepak bola menyaksikan kejutan besar. Kevin De Bruyne, sang maestro lini tengah yang telah menjadi ikon Manchester City selama satu dekade penuh gelar, memutuskan membuka lembaran baru di Italia, bergabung dengan Napoli sebagai agen bebas. Kedatangannya tidak sekadar transfer biasa; ia membawa aura “Generasi Emas” Belgia dan mentalitas juara ke pangkuan juara bertahan Serie A. Namun, takdir rupanya memainkan peran kejam.
Kabar duka baru-baru ini mengguncang keras markas Napoli dan seluruh pendukung Timnas Belgia. De Bruyne, yang baru saja membuktikan ketajamannya dengan mencetak gol penalti krusial dalam kemenangan 3-1 yang mendebarkan atas rival berat Inter Milan, harus menerima kenyataan pahit. Momen gembira itu berubah menjadi bencana pribadi yang serius. Hanya beberapa saat setelah mengirim bola ke jaring gawang, sang gelandang langsung merasakan nyeri hebat pada otot pahanya. Ia ambruk, memegang erat bagian yang sama yang pernah menjadi momok buruk dalam kariernya.
⚡ Kambuhnya Momok Lama: Operasi Kedua dan Perhitungan Mundur yang Mencekam
Media Inggris, terutama The Sun, segera melansir laporan yang membenarkan ketakutan terburuk: Kevin De Bruyne mengalami robek otot paha. Ironisnya, cedera ini merupakan kambuhnya cedera lama yang menuntutnya menjalani operasi pertama pada tahun 2023. De Bruyne kini dipaksa menghadapi deja vu yang menyakitkan.
Pihak klub Napoli bertindak cepat. Mereka segera membawa sang pemain untuk menjalani prosedur medis mendesak, dan operasi kedua ini dilaporkan berjalan sukses. Kabar baiknya adalah operasi berhasil, tetapi kabar buruknya jauh lebih menampar: De Bruyne harus absen setidaknya selama empat bulan, meniru durasi pemulihan dari cedera sebelumnya. Ini bukan hanya pukulan bagi ambisi gelar Napoli, tetapi juga tamparan keras bagi mimpi terakhirnya di panggung internasional. Sang veteran berusia 33 tahun itu saat ini telah kembali ke Italia bersama keluarganya, memulai program pemulihan intensif yang menuntut kesabaran ekstra dan disiplin baja.
⏳ Mengejar Waktu dan Mimpi: Ancaman Nyata di Depan Mata
Absen empat bulan berarti De Bruyne akan kehilangan sebagian besar, bahkan mungkin sisa, musim krusial bersama I Partenopei. Lebih dari itu, cedera ini langsung menempatkan karier internasionalnya di ujung tanduk, mempertaruhkan impian terakhirnya: bermain di Piala Dunia 2026. Turnamen akbar ini dijadwalkan akan dimulai pada 28 Juni. Walaupun waktu empat bulan pemulihan secara teori memberinya peluang untuk fit sebelum turnamen, kondisi fisik pasca-operasi dan kurangnya waktu bermain kompetitif selalu menjadi masalah besar bagi atlet elit.
Timnas Belgia, berjuluk “Setan Merah”, sedang bersiap mengunci tempat mereka di putaran final. Mereka hanya membutuhkan kemenangan melawan Kazakhstan bulan depan untuk memastikan kelolosan resmi. Secara umum, kelolosan mereka dianggap formalitas, bahkan jika mereka kalah, mereka masih memiliki cadangan jika Wales gagal mengalahkan Liechtenstein. Belgia secara luas dianggap sebagai salah satu kandidat kuat peraih gelar di Piala Dunia 2026, dan eksistensi De Bruyne di sana sangat krusial.
🌟 Generasi Emas di Ujung Senja: Sentuhan Magis yang Tak Tergantikan
Kevin De Bruyne bukan sekadar anggota tim nasional; ia adalah jantung, otak, dan pengatur irama “Generasi Emas” Belgia. Kariernya di tim nasional telah mencatatkan total 115 penampilan, menghasilkan 36 gol, dan mencatatkan 53 assist yang menakjubkan. Ia berperan penting dalam pencapaian peringkat ketiga Belgia di Piala Dunia 2018, di mana gol spektakulernya melawan Brasil di perempat final menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah sepak bola Belgia. Dengan usia yang sudah menginjak 33 tahun, Piala Dunia 2026 jelas menjadi kesempatan terakhirnya untuk meninggalkan warisan abadi bagi negaranya.
đź’° Babak Baru di Teluk Napoli: Keputusan yang Mengubah Segalanya
Keputusan De Bruyne bergabung dengan Napoli di usia 32 tahun, setelah 10 tahun gemilang bersama Manchester City, merupakan akhir dari salah satu transfer paling sukses dalam sejarah Liga Primer. Di Man City, ia mengoleksi enam gelar Liga Primer dan satu gelar Liga Champions UEFA, memperkuat statusnya sebagai salah satu gelandang terbaik dunia.
Kepindahannya ke Napoli dengan status bebas transfer, dan penandatanganan kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun—dengan gaji sekitar £5 juta per tahun—menandai babak baru. Dia memilih melanjutkan warisan sepak bola di Italia, dan Napoli mendapat seorang maestro yang kehadirannya saja menaikkan standar. Sayangnya, babak baru ini kini harus tertunda.
🛡️ Tantangan Mental Sang Maestro: Bangkit dari Jurang Cedera Berulang
Tantangan terberat kini bukan hanya soal pemulihan fisik, tetapi juga pertarungan mental.
