Piala Dunia 2026 akan menjadi salah satu ajang sepak bola paling besar dan bersejarah. Untuk pertama kalinya, turnamen ini akan diikuti oleh 48 tim dan diselenggarakan di tiga negara sekaligus: Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. FIFA akan memperkenalkan penghargaan baru dalam acara undian grup Piala Dunia tahun depan.
Namun, yang membuat publik dunia terkejut bukan hanya peluncuran penghargaan tersebut. Melainkan juga rumor yang menyebut bahwa penghargaan itu didedikasikan untuk mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pertanyaannya, apakah benar FIFA menciptakan penghargaan ini khusus untuk Trump?
Latar Belakang Peluncuran Penghargaan
Dalam sebuah konferensi pers, Presiden FIFA Gianni Infantino mengumumkan bahwa lembaganya akan memperkenalkan penghargaan bernama “FIFA Peace Prize – Football Unites the World”. Menurut FIFA, penghargaan ini bertujuan menghormati individu atau lembaga yang berkontribusi nyata terhadap perdamaian dunia melalui olahraga, terutama sepak bola.
Infantino menjelaskan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi berbagai perpecahan dan konflik, baik secara politik maupun sosial. Dalam situasi seperti itu, sepak bola dianggap sebagai bahasa universal yang mampu menyatukan manusia tanpa memandang agama, ras, atau latar belakang politik. Oleh karena itu, FIFA merasa perlu memberi apresiasi kepada tokoh yang berperan besar dalam upaya perdamaian global.
Penghargaan ini rencananya akan diberikan setiap tahun, dan penganugerahan perdananya akan berlangsung dalam acara Drawing Piala Dunia 2026, yang dijadwalkan diadakan pada 5 Desember 2025 di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington D.C.
Mengapa Nama Donald Trump Muncul?
Sejak pengumuman penghargaan tersebut, spekulasi langsung bermunculan. Banyak media menyoroti kedekatan Infantino dengan Trump, yang mendukung Piala Dunia 2026 di AS.
Ada beberapa alasan mengapa nama Trump santer dikaitkan dengan penghargaan baru FIFA ini:
-
Kedekatan Pribadi dengan FIFA
Gianni Infantino dalam beberapa kesempatan mengakui bahwa dirinya memiliki hubungan baik dengan Trump. Ia bahkan pernah menyebut Trump sebagai sosok yang “mendukung penuh semua upaya untuk membawa Piala Dunia ke Amerika Serikat”. -
Peran Trump dalam Penentuan Tuan Rumah Piala Dunia 2026
Ketika Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko mencalonkan diri sebagai tuan rumah bersama, Trump sempat melakukan diplomasi langsung kepada beberapa negara anggota FIFA agar mendukung pencalonan tersebut. Upaya itu dinilai berhasil, karena pada akhirnya Amerika Utara memenangkan bidding mengalahkan pesaing kuat, Maroko. -
Lokasi Acara Penghargaan
Acara Drawing Piala Dunia 2026 akan digelar di Washington D.C., dan Trump dikabarkan ikut berperan dalam proses pemilihan lokasi tersebut. Fakta ini membuat publik menilai bahwa acara tersebut akan menjadi “momen simbolis” bagi dirinya. -
Pernyataan Infantino yang Mengundang Tanda Tanya
Saat ditanya oleh wartawan apakah Trump akan menjadi penerima pertama penghargaan FIFA Peace Prize, Infantino hanya menjawab singkat: “Pada 5 Desember nanti, Anda akan melihat sendiri.” Jawaban itu dianggap sebagai sinyal kuat bahwa mantan presiden AS itu memang menjadi kandidat utama.
Reaksi dan Kontroversi
Jika benar penghargaan ini akan diberikan kepada Donald Trump, keputusan tersebut tentu tidak lepas dari pro dan kontra.
Pihak yang Mendukung
Bagi para pendukungnya, Trump dianggap memiliki peran strategis dalam mendukung Piala Dunia 2026. Mereka menilai keberanian Trump dalam memfasilitasi kerjasama tiga negara tuan rumah merupakan bentuk nyata dari upaya “menyatukan bangsa melalui olahraga”.
>Selain itu, para simpatisan Trump menilai penghargaan ini sebagai pengakuan internasional terhadap kontribusinya di luar ranah politik, terutama dalam bidang olahraga dan diplomasi global.
Pihak yang Menolak
Sebaliknya, banyak kalangan yang menganggap penghargaan perdamaian tidak pantas diberikan kepada sosok yang dikenal sangat kontroversial. Kritik datang dari berbagai arah, mulai dari aktivis hak asasi manusia hingga pengamat politik internasional. Mereka menilai pemberian penghargaan ini justru bisa mencoreng kredibilitas FIFA karena dinilai sarat muatan politik.
Beberapa pengamat juga menyoroti potensi konflik kepentingan antara FIFA dan Trump. Hubungan personal antara Infantino dan mantan presiden tersebut dianggap bisa mengaburkan batas antara penghargaan profesional dan penghargaan politis.
Makna Simbolis di Balik Penghargaan
Terlepas dari siapa pun yang akan menerima penghargaan tersebut, langkah FIFA memperkenalkan FIFA Peace Prize memiliki makna simbolis yang besar. Sepak bola bukan sekadar olahraga, tetapi juga alat diplomasi global. Sejarah telah menunjukkan bahwa sepak bola sering kali menjadi jembatan perdamaian antarnegara, bahkan di tengah konflik politik yang panas.
Infantino sendiri menegaskan bahwa FIFA ingin menjadikan olahraga sebagai sarana untuk menyebarkan pesan perdamaian, persahabatan, dan solidaritas global. Dalam konteks Piala Dunia 2026, pesan ini menjadi semakin relevan karena turnamen tersebut diselenggarakan di tiga negara dengan latar belakang budaya dan politik yang berbeda.
Namun, jika penghargaan ini benar diberikan kepada tokoh politik yang sangat polarizing seperti Trump, pesan perdamaian yang ingin dibawa FIFA bisa berubah menjadi perdebatan besar mengenai netralitas organisasi tersebut.
Apa yang Bisa Diharapkan ke Depan?
Menjelang pelaksanaan Drawing Piala Dunia 2026, publik dunia akan menunggu dengan penuh rasa penasaran siapa penerima pertama FIFA Peace Prize ini. Jika Trump benar menjadi penerima, maka acara tersebut akan menjadi salah satu momen paling menarik dalam sejarah hubungan antara politik dan olahraga.
Selain itu, FIFA juga akan diuji dalam menjaga transparansi dan kredibilitas penghargaan ini. Dunia akan menilai apakah penghargaan tersebut murni berdasarkan kontribusi terhadap perdamaian, atau sekadar menjadi simbol politik dan diplomasi.
Bila penghargaan ini berhasil dikelola dengan baik, FIFA bisa menjadikannya sebagai agenda tahunan bergengsi, seperti halnya Nobel Peace Prize di bidang sosial. Namun jika tidak, maka FIFA akan menghadapi kritik keras yang bisa merusak reputasinya sebagai lembaga olahraga dunia.
Peluncuran FIFA Peace Prize – Football Unites the World menandai babak baru bagi FIFA dalam memperluas peran sosial dan diplomatiknya di luar lapangan hijau. Ide dasarnya mulia: menggunakan sepak bola sebagai alat pemersatu dunia. Namun, rumor keterkaitan penghargaan baru ini dengan Donald Trump membuat publik terbelah.
Apakah penghargaan ini benar-benar ditujukan untuk menghargai upaya perdamaian, ataukah sekadar simbol politik yang dikemas dalam nuansa olahraga? Jawabannya akan terungkap pada 5 Desember 2025, saat dunia menanti siapa penerima pertama penghargaan perdamaian FIFA.
Yang pasti, keputusan FIFA ini membuka babak baru dalam hubungan antara sepak bola, politik, dan diplomasi internasional. Sebuah kombinasi yang selalu menarik dan penuh makna.