Duel Sengit Grup B: Laga Perdana Kontra Garuda Jadi Penentu Nasib Irak
Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia memasuki babak keempat dan atmosfer persaingan semakin panas. Salah satu pertandingan yang paling ditunggu adalah pertemuan antara Timnas Irak dan Timnas Indonesia pada 11 Oktober 2025 mendatang di King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi.
Meski Irak memiliki catatan manis dengan dua kali menundukkan Indonesia di fase sebelumnya, kali ini mereka sama sekali tidak meremehkan kekuatan skuad Garuda. Sebaliknya, Irak justru melakukan langkah mengejutkan dengan memanggil Thair Jassam, sosok pelatih legendaris asal Timur Tengah, untuk memberikan pandangan teknis sekaligus motivasi bagi para pemain.
Thair Jassam, Ikon Sepak Bola Timur Tengah
Nama Thair Jassam bukanlah figur asing di dunia sepak bola Asia. Mantan pelatih ini dikenal luas karena karier panjangnya di kawasan Timur Tengah, baik sebagai pemain maupun pelatih. Dengan lisensi UEFA Pro, ia pernah membesut sejumlah klub elite regional dan dikenal sebagai sosok yang mampu membangkitkan mental bertanding pemain.
Menghadapi laga penting melawan Indonesia, kehadiran Jassam diharapkan dapat memberi suntikan energi baru sekaligus memperkuat kesiapan mental skuad Irak. Ia menegaskan bahwa persaingan di Grup B tidak akan mudah karena semua tim memiliki motivasi tinggi untuk tampil di panggung dunia.
“Saat ini, peluang semua tim sama. Tidak ada favorit yang bisa dipastikan. Semua orang ingin lolos ke Piala Dunia, dan tim Irak adalah salah satunya,” ujar Jassam dikutip dari Al Araby via tvonenews, Sabtu, 16 Agustus 2025.
Grup B: Panggung Persaingan Paling Sengit
Irak tergabung di Grup B bersama Arab Saudi dan Indonesia. Format kompetisi membuat tensi semakin tinggi karena hanya satu tim yang berhak melaju langsung ke putaran final. Hal inilah yang membuat setiap pertandingan sangat krusial.
Banyak analis menilai Grup B merupakan “grup neraka” karena dihuni oleh tim dengan gaya bermain berbeda namun sama-sama berkembang pesat. Arab Saudi punya pengalaman di Piala Dunia, Irak memiliki tradisi sepak bola kuat, sementara Indonesia menjadi tim kejutan dengan talenta muda dan dukungan fanatik dari jutaan suporter Garuda.
Dalam konteks ini, laga perdana antara Irak dan Indonesia menjadi “final mini” yang bisa menentukan arah perjalanan. Jassam pun menekankan pentingnya kemenangan di laga pembuka.
“Karena sistem grup bergantung pada pertandingan pertama (vs Timnas Indonesia), yang merupakan kunci untuk memulai perjalanan kualifikasi dan sangat penting bagi tim Irak. Jika kami hanya bermain imbang, peluang bisa tertutup,” tegasnya.
Irak Siapkan Uji Coba di Piala Raja Thailand
Sebagai bagian dari persiapan, Irak akan tampil di Piala Raja Thailand 2025 yang digelar pada 1–9 September mendatang. Ajang ini dianggap sebagai momentum penting untuk menguji kombinasi taktik sekaligus memberikan menit bermain bagi para pemain yang baru dipanggil.
Turnamen mini tersebut akan mempertemukan Irak dengan sejumlah tim kuat Asia Tenggara, termasuk tuan rumah Thailand. Dari sinilah pelatih bisa menilai kelemahan yang perlu diperbaiki sebelum melawan Indonesia.
Indonesia Datang dengan Harapan Baru
Di sisi lain, Timnas Indonesia yang kini dilatih oleh Patrick Kluivert, eks striker legendaris Barcelona, juga tidak tinggal diam. Garuda menyiapkan laga uji coba melawan Lebanon dan Kuwait sebagai pemanasan sebelum bertarung di Jeddah.
Kehadiran Kluivert membawa angin segar bagi skuad Indonesia. Filosofi sepak bola menyerang yang ia terapkan membuat permainan Indonesia lebih berani. Meski di atas kertas Irak dan Arab Saudi lebih diunggulkan, Indonesia dipandang punya potensi kejutan berkat generasi emas pemain muda yang kini menghuni tim.
Selain itu, dukungan besar dari suporter Garuda Nusantara diyakini menjadi energi tambahan. Atmosfer dukungan tersebut bahkan kerap menjadi pembicaraan di Asia karena tak jarang stadion penuh dengan warna merah putih meski laga digelar di luar negeri.
Sejarah Panjang Rivalitas Irak–Indonesia
Secara historis, Irak dan Indonesia sudah beberapa kali bertemu di ajang internasional. Dalam lima pertemuan terakhir, Irak lebih dominan dengan mayoritas kemenangan. Namun, Indonesia pernah membuat kejutan dengan permainan disiplin dan agresif yang memaksa Irak bekerja keras.
Bagi publik Indonesia, laga ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga kesempatan membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan tim tradisional Asia Barat. Sedangkan bagi Irak, kemenangan adalah harga mati agar bisa menjaga peluang lolos.
Pertandingan yang Sarat Tekanan
Tekanan di laga perdana ini tidak hanya datang dari lawan, tetapi juga dari faktor psikologis. Irak dipaksa menang agar tidak kehilangan momentum, sementara Indonesia ingin mencuri poin untuk menyalakan harapan.
Bila Irak tergelincir di laga pembuka, beban mereka akan semakin berat saat menghadapi Arab Saudi di pertandingan berikutnya. Inilah mengapa Thair Jassam menekankan pentingnya fokus penuh dan tidak boleh kehilangan satu poin pun.
“Kami tidak boleh kehilangan satu poin di grup ini, karena biayanya sangat tinggi,” ujarnya dengan tegas.
Menuju Duel 11 Oktober
Semua mata kini tertuju pada 11 Oktober 2025, ketika King Abdullah Sport City menjadi saksi duel dua tim dengan ambisi besar. Pertandingan ini diprediksi berlangsung ketat dengan tensi tinggi sejak menit pertama.
Bagi Irak, kemenangan akan menjadi awal manis menuju impian tampil di Piala Dunia 2026. Bagi Indonesia, mencuri poin dari lawan kuat akan menjadi pembuktian nyata bahwa mereka telah naik level di kancah Asia.
Satu hal yang pasti, duel ini bukan sekadar pertandingan sepak bola biasa, melainkan pertempuran harga diri, strategi, dan impian besar menuju panggung dunia.