Di tengah memanasnya situasi global, isu politik kembali merembet ke dunia sepak bola. Seruan boikot terhadap partisipasi Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi perdebatan panas. Namun, pelatih Timnas Italia, Gennaro Gattuso, memberikan komentar mengejutkan. Ia menegaskan bahwa Italia tetap harus bermain melawan Israel, meskipun konflik Gaza membuat atmosfer pertandingan penuh tekanan.
Gattuso Tegaskan Sikap: “Kami Harus Bermain”
Italia tergabung di grup kualifikasi bersama Israel, Norwegia, Estonia, dan Moldova. Persaingan semakin ketat karena hanya juara grup yang berhak lolos otomatis ke Piala Dunia 2026, sementara posisi kedua harus melalui babak play-off.
Jelang laga Italia kontra Israel, Gattuso akhirnya buka suara. Dalam konferensi pers, ia menyampaikan pesan emosional yang menyentuh hati banyak orang.
“Saya adalah orang yang cinta damai, saya berharap ada perdamaian di seluruh dunia. Hati saya hancur melihat warga sipil dan anak-anak kehilangan nyawa mereka. Namun, kami punya Israel di grup kami, jadi kami harus bermain,” ujar Gattuso dikutip dari Sport Bible (2/9/2025).
Pernyataan ini mencerminkan dilema besar yang dialami dunia sepak bola: bagaimana menjaga sportivitas di tengah konflik politik yang berdarah-darah.
Laga Dipindahkan, Tekanan Tak Hilang
Jadwal pertandingan Italia vs Israel menjadi sorotan. Laga kandang Israel pada 8 September 2025 terpaksa dipindahkan ke Debrecen, Hungaria, demi alasan keamanan. Sementara pertandingan leg kedua pada 14 Oktober 2025 tetap digelar di Udine, Italia.
Meski begitu, pemindahan lokasi tidak sepenuhnya meredakan ketegangan. Atmosfer politik tetap menyelimuti lapangan hijau. Banyak pihak khawatir pertandingan ini akan dipenuhi protes, simbol-simbol politik, bahkan potensi aksi boikot dari suporter.
Italia vs Israel: Rivalitas yang Sarat Nuansa Politik
Italia dan Israel bukan kali ini saja bersua dalam suasana panas. Pada Oktober 2024, keduanya sudah berjumpa di UEFA Nations League. Italia kala itu sukses menang dua kali, 2-1 di tempat netral (Hungaria) dan 4-1 di kandang sendiri.
Namun, kemenangan tersebut tak bisa dilepaskan dari drama di luar lapangan. Saat lagu kebangsaan Israel dimainkan, sekitar 50 pendukung Italia membelakangi lapangan sebagai bentuk protes. Aksi itu menegaskan bahwa pertandingan Italia vs Israel selalu diwarnai ketegangan politik, bukan hanya adu strategi sepak bola.
Posisi Klasemen: Nasib Italia di Ujung Tanduk
Hingga awal September 2025, klasemen sementara menunjukkan persaingan ketat. Norwegia memimpin grup setelah memainkan empat laga, disusul Israel di posisi kedua dengan tiga laga, dan Italia berada di peringkat ketiga setelah baru melakoni dua pertandingan.
Artinya, duel Italia vs Israel akan menjadi partai hidup mati. Jika Italia terpeleset, peluang mereka ke Piala Dunia bisa mengecil drastis. Sebaliknya, kemenangan akan menjaga asa mereka untuk lolos otomatis tanpa harus melewati play-off yang penuh jebakan.
Seruan Boikot dan Dilema Moral Sepak Bola
Gelombang seruan boikot terhadap Israel tidak hanya datang dari kalangan politikus, tetapi juga dari sebagian kelompok suporter dan aktivis kemanusiaan. Mereka menilai sepak bola tidak bisa dipisahkan dari tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Namun, FIFA tetap menegaskan bahwa olahraga harus netral dari politik. Gattuso pun menggemakan hal yang sama. Ia mengakui penderitaan warga sipil di Gaza, tetapi tetap menekankan bahwa tugas Italia adalah bermain sesuai jadwal.
Situasi ini menciptakan dilema moral: apakah sepak bola harus berdiri tegak sebagai ruang netral, atau justru ikut bersuara lantang terhadap ketidakadilan global?
Ancaman Tekanan Mental bagi Pemain
Selain isu politik, tekanan juga dirasakan langsung oleh para pemain. Bertanding melawan Israel berarti menghadapi sorotan media internasional, potensi protes penonton, hingga perasaan campur aduk terkait kemanusiaan.
Pelatih Gattuso diyakini harus menyiapkan strategi bukan hanya di lapangan, tetapi juga secara psikologis. Mental pemain Italia harus benar-benar terjaga agar tidak terpengaruh suasana di luar pertandingan.
Pertandingan yang Bisa Mengubah Sejarah
Dua pertandingan Italia melawan Israel tidak hanya sekadar perebutan tiga poin. Laga ini bisa menentukan apakah Italia akan tampil di Piala Dunia 2026 atau kembali terpuruk seperti pada 2018 lalu ketika mereka gagal lolos.
Norwegia diprediksi akan terus mendulang kemenangan melawan tim-tim lemah seperti Moldova dan Estonia. Itu berarti, Italia tidak punya pilihan selain mengalahkan Israel untuk menjaga peluang.
Kemenangan atas Israel bisa menjadi titik balik penting, tetapi jika gagal, Gattuso mungkin akan mendapat tekanan besar dari publik Italia yang haus akan kejayaan di panggung dunia.
Jadwal Penting Grup
-
8 September 2025: Israel vs Italia – Debrecen, Hungaria
-
14 Oktober 2025: Italia vs Israel – Udine, Italia
Penutup: Sepak Bola di Persimpangan Jalan
Kasus Italia vs Israel menunjukkan bagaimana sepak bola tidak pernah benar-benar terlepas dari politik. Gennaro Gattuso memilih berdiri di jalur sportivitas, meski hatinya terpukul melihat tragedi kemanusiaan di Gaza.
Laga ini akan menjadi ujian, bukan hanya bagi tim Italia dan Israel, tetapi juga bagi dunia sepak bola: mampukah olahraga ini tetap menjadi ruang persatuan di tengah dunia yang terpecah oleh konflik?
#SepakBola #WorldCup2026 #ForzaAzzurri #BoikotIsrael #PeaceForGaza #UEFA #FIFA #ItaliaVsIsrael #SepakbolaDunia #KualifikasiWorldCup #PialaDunia2026 #Gattuso #TimnasItalia #Israel #KualifikasiPialaDunia