Undian Grup Berat untuk Timnas Indonesia
Timnas Indonesia kembali menghadapi jalan terjal dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026. Pada putaran keempat kualifikasi zona Asia, hasil undian menempatkan skuad Garuda di Grup B bersama dua lawan tangguh: Arab Saudi dan Irak.
Sementara itu, Grup A dihuni oleh Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Oman. Dari setiap grup, hanya dua tim teratas yang berhak mendapatkan tiket langsung menuju putaran final Piala Dunia 2026. Dengan komposisi lawan yang berat, perjuangan Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert diprediksi tidak akan mudah.
Lawan Berat: Arab Saudi dan Irak
Masuknya Arab Saudi dan Irak dalam satu grup bersama Indonesia membuat peluang Garuda lolos otomatis menjadi sorotan tajam. Arab Saudi dikenal sebagai salah satu kekuatan tradisional Asia, bahkan sempat tampil mengejutkan di Piala Dunia 2022 ketika mengalahkan Argentina. Di sisi lain, Irak tidak kalah mengerikan. Banyak pemain mereka berkarier di Eropa dan memiliki pengalaman kompetitif yang jauh lebih matang dibandingkan skuad Garuda.
Kondisi inilah yang membuat media Vietnam, Soha, menilai langkah Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 bisa saja terhenti lebih cepat. “Hasil drawing menyulitkan Timnas Indonesia. Lawan mereka, Arab Saudi diisi pemain-pemain kuat dan diuntungkan sebagai tuan rumah. Lalu, Irak juga mempunyai banyak pemain hebat yang berkarier di Eropa dan sempat mengalahkan Timnas Indonesia dua kali di putaran kedua,” tulis Soha dalam laporannya, Jumat (18/7/2025).
Catatan Positif: Tak Selalu Jadi Korban
Meski prediksi dari luar negeri terdengar pesimis, Indonesia sebenarnya memiliki beberapa catatan positif. Pada putaran ketiga, Garuda mampu menahan imbang Arab Saudi di kandang lawan. Bahkan, mereka mencetak sejarah dengan mengalahkan The Green Falcons 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Kemenangan itu membuktikan bahwa Indonesia bukan tim yang bisa diremehkan. Dukungan penuh dari suporter, atmosfer stadion yang membara, dan performa impresif para pemain muda memberi harapan baru. Namun, satu masalah besar tetap menghantui: Irak. Dari semua pertemuan sebelumnya di kualifikasi, skuad Garuda selalu menelan kekalahan dari Singa Mesopotamia.
Jadwal yang Tidak Menguntungkan
Selain faktor kekuatan lawan, jadwal pertandingan juga menjadi batu sandungan lain bagi Indonesia. Berdasarkan hasil undian, pasukan Kluivert akan langsung menghadapi dua pertandingan krusial di awal. Pada 8 Oktober 2025, Indonesia dijadwalkan melawan Arab Saudi, lalu hanya berselang tiga hari, tepatnya pada 11 Oktober 2025, mereka harus kembali berhadapan dengan Irak.
Kondisi ini dinilai tidak adil karena Arab Saudi dan Irak baru memainkan laga pamungkas mereka di akhir fase grup, yang berpotensi menjadi penentuan tiket ke Piala Dunia. Media Soha menyoroti hal ini sebagai salah satu kerugian besar bagi Indonesia. “Jadwal pertandingan juga tak menguntungkan Timnas Indonesia. Pasukan Kluivert memainkan dua laga pertama, sedangkan Arab Saudi dan Irak bakal menentukan nasib di laga terakhir,” tulis Soha.
Peluang Masih Terbuka
Meski terlihat berat, peluang Indonesia tetap ada. Apabila skuad Garuda mampu memenangkan dua laga awal melawan Arab Saudi dan Irak, posisi mereka akan sangat aman untuk merebut tiket langsung. Dua kemenangan itu bisa membuat Indonesia finis di posisi pertama Grup B.
Namun, jika hanya mampu menduduki peringkat kedua, perjalanan masih panjang. Timnas Indonesia harus melakoni laga playoff melawan runner-up Grup A (antara Qatar, UEA, atau Oman). Jika berhasil menang, barulah tiket menuju pertandingan antarkonfederasi terbuka lebar. Di fase itu, Indonesia harus menghadapi wakil dari benua lain demi satu tempat terakhir di Piala Dunia 2026.
Patrick Kluivert dalam Sorotan
Sebagai pelatih baru, Patrick Kluivert kini berada dalam sorotan besar. Nama besarnya sebagai legenda Belanda membuat ekspektasi publik melonjak tinggi. Namun, fakta bahwa ia memimpin Indonesia di grup berat membuat banyak pihak mulai meragukan strateginya.
Beberapa pengamat menilai Kluivert perlu memaksimalkan potensi pemain lokal yang kini banyak berkarier di luar negeri. Pemain-pemain naturalisasi yang berpengalaman juga diharapkan bisa menjadi penentu di laga-laga besar. Jika tidak, mimpi tampil di Piala Dunia bisa kembali menjadi sekadar wacana.
Dukungan Suporter Jadi Senjata Rahasia
Satu hal yang tidak boleh diremehkan dari Indonesia adalah suporter fanatiknya. Dukungan penuh di SUGBK telah terbukti menjadi bahan bakar ekstra bagi para pemain. Kemenangan melawan Arab Saudi di putaran sebelumnya tak lepas dari atmosfer luar biasa stadion yang mampu membuat lawan goyah.
Jika Indonesia bisa memanfaatkan keunggulan ini di laga kandang, maka jalan menuju Piala Dunia masih bisa diperjuangkan. Tantangan berat menanti di laga tandang, namun semangat dan mental baja yang dibangun lewat dukungan ribuan suporter bisa menjadi pembeda.
Media Vietnam Masih Pesimis
Meskipun ada potensi kejutan, media Vietnam tetap skeptis. Mereka menilai bahwa meski Indonesia punya semangat dan suporter fanatik, kekuatan Arab Saudi dan Irak jauh lebih mapan. Dari pengalaman, kedalaman skuad, hingga kualitas individu, Garuda masih tertinggal cukup jauh.
Namun, sejarah sepak bola penuh dengan cerita tak terduga. Siapa sangka Jepang bisa menumbangkan Jerman di Piala Dunia 2022? Atau Arab Saudi yang menaklukkan Argentina? Hal serupa bisa saja terjadi bila Indonesia mampu memanfaatkan momentum dan tampil tanpa beban.
Jalan Terjal Menuju 2026
Jika disimpulkan, perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 masih dipenuhi tanda tanya besar. Grup yang sulit, lawan yang kuat, jadwal yang tidak menguntungkan, serta sorotan pada strategi Patrick Kluivert menjadi tantangan nyata.
Namun, bukan berarti peluang tertutup. Indonesia telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari tim yang sebelumnya hanya jadi penggembira, kini Garuda mulai diperhitungkan. Dengan persiapan matang, dukungan penuh suporter, dan strategi tepat dari sang pelatih, kesempatan untuk menembus Piala Dunia 2026 tetap terbuka, meski jalannya terjal.