Pendahuluan
Dunia sepak bola makin mendekat pada perhelatan terbesar: Piala Dunia FIFA 2026 yang akan digelar di tiga negara — Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Bukan hanya sebagai tuan rumah, mereka juga menjadi saksi munculnya kekuatan baru dan persaingan yang makin memanas di zona Asia. Salah satu tim yang paling menonjol adalah Arab Saudi, atau dengan julukan mereka, The Green Falcons (Elang Hijau) — tim yang “hijau menyala” dalam arti semangat dan performanya yang menanjak.
Bagaimana Arab Saudi sampai ke titik ini? Apa tantangan yang mereka hadapi? Dan bagaimana mereka menantang dunia dari panggung internasional di tahun 2026? Artikel ini akan menelusuri langkah–langkah mereka, kekuatan, kelemahan, dan arti lolos ke Piala Dunia bagi mereka serta implikasinya secara global.
Latar Belakang
Sebelum masuk ke tinjauan terkini, penting menyadari bahwa Arab Saudi memiliki catatan panjang di Piala Dunia. Mereka bukan pendatang baru. Sejak debut mereka, Saudi telah beberapa kali tampil di putaran final. Namun, seperti banyak tim Asia lainnya, tantangan utama adalah konsistensi — bagaimana menjaga performa di kualifikasi dan kemudian bersaing melawan tim–tim besar dari Eropa, Amerika, dan Afrika.
Piala Dunia edisi 2026 akan menjadi pertama kalinya diikuti 48 tim, bukan lagi 32 tim seperti sebelumnya. Perubahan format ini membuka peluang lebih besar — bukan hanya bagi Arab Saudi, tapi bagi seluruh tim di seluruh benua — untuk unjuk gigi di panggung terbesar sepak bola dunia. BolaSport
Kualifikasi Asia & Perjalanan Arab Saudi
Putaran Keempat Kualifikasi Zona Asia
Arab Saudi berada di Putaran Keempat Kualifikasi Zona Asia, Grup B, bersama Indonesia dan Irak. Formatnya sederhana namun brutal: juara grup langsung lolos ke Piala Dunia 2026, sedangkan peringkat kedua harus melalui play‑off tambahan). Bola.net+3Kalimantan Live+3Republika Online+3
Pelatih Herve Renard merakit skuad yang diyakini berpengalaman dan tangguh, dengan memasukkan sejumlah nama kunci yang sudah malang‑melintang di pentas Asia. Nama seperti Salem Al‑Dawsari, Firas Albrikan, Mohammed Kanno, Hassan Altambakti, hingga Saleh Al‑Shehri ikut dipanggil untuk laga penting menghadapi Indonesia dan Irak. ANTARA News+2setiafakta.com+2
Duel Krusial vs Indonesia & Irak
-
Lawan Indonesia: Arab Saudi memainkan laga tandang di King Abdullah Sports City, Jeddah, melawan Indonesia di putaran keempat. Meskipun Indonesia tidak dianggap sebagai calon unggulan, mereka datang dengan modal pernah menang di kandang sendiri dan imbang di laga tandang sebelumnya melawan Saudi. www.jpnn.com+1
Namun, dalam pertemuan itu, Arab Saudi menang 3‑2 lewat drama adu penalti dan gol gol dari penalti. Indonesia berjuang keras tetapi kalah tipis. Republika Online -
Lawan Irak: Pertandingan pamungkas grup menjadi penentu. Arab Saudi hanya membutuhkan hasil imbang vs Irak untuk mengunci posisi juara grup dan tiket otomatis ke Piala Dunia. Dan mereka berhasil menahan imbang 0‑0, cukup agar produktivitas golnya lebih baik dibanding Irak yang juga memiliki poin sama. Bola.net+2Republika Online+2
Hasil ini menetapkan Arab Saudi sebagai salah satu wakil Asia yang lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Republika Online+2astakom.com+2
Kekuatan Arab Saudi
Ada beberapa elemen yang membuat Arab Saudi kini berada di posisi kuat:
-
Pengalaman dan kedewasaan pemain
Pemain seperti Salem Al‑Dawsari, yang selalu menjadi figur sentral, memberi keunggulan mental dan taktik. Mereka sudah terbiasa berada di level tinggi di Asia. ANTARA News -
Penguasaan lini tengah dan serangan kombinasi
Pemain seperti Mohammed Kanno dan Feras Al‑Buraikan serta kemampuan menyerang dari sayap memberi dimensi berbahaya untuk lawan yang bertahan rapat. Meski dalam beberapa laga mereka kurang efektif dalam penyelesaian akhir atau menghadapi pertahanan padat. Bola.net+1 -
Pertahanan disiplin dan penjaga gawang yang solid
Di partai melawan Irak, pertahanan Arab Saudi tampil kuat, menjaga clean sheet di laga penentu. Kiper Nawaf Alaqidi tampil kunci. astakom.com+1 -
Mental juara dan tekanan situasional
Bisa lolos dengan hanya hasil imbang menunjukkan bahwa Arab Saudi mampu mengelola tekanan tinggi dalam laga‑laga yang sangat menentukan.
Kelemahan dan Tantangan
Namun, meskipun “hijau menyala”, Arab Saudi tetap menghadapi beberapa tantangan:
-
Keterbatasan efektivitas dalam menyerang: Banyak peluang tercipta, tetapi penyelesaian akhir kadang kurang klinis. Lawan yang bertahan rapat sering menyulitkan mereka. Bola.net+1
-
Cedera dan kondisi pemain: Beberapa pemain kunci sempat mengalami cedera. Seperti Dawsari yang diperkirakan belum mencapai kondisi ideal menjelang pertandingan krusial. setiafakta.com
-
Tekanan dari ekspektasi: Sebagai negara dengan tradisi sepak bola Asia yang kuat, dan dengan catatan lolos ke Piala Dunia sebelumnya, ada beban besar agar bermain bagus di putaran final kelak. Ini berarti tidak cukup hanya lolos — Arab Saudi juga harus siap untuk menghadapi tim–tim kuat dari Eropa, Amerika Selatan, dan tim tuan rumah.
-
Perlawanan dari lawan Asia yang makin kuat: Tim‑tim seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Iran, Qatar, dan bahkan Irak dan Uni Emirat Arab mulai menunjukkan progres signifikan. Persaingan ketat di Asia membuat setiap laga kualifikasi menjadi medan tempur.
“Hijau Menyala”: Simbol dan Arti
Istilah “hijau menyala” bukan hanya merujuk ke warna seragam Arab Saudi, tetapi juga ke bagaimana tim ini kini tampil lebih hidup, berani, dan memiliki api juang. Iranznyat ini bisa diartikan sebagai:
-
Kebangkitan performa di babak penting kualifikasi.
-
Kepastian bahwa Arab Saudi bukan hanya “pemain Asia biasa” melainkan calon penantang yang bisa mengejutkan di putaran final.
-
Pemanfaatan perubahan format Piala Dunia 2026 (bertambahnya peserta) untuk mengejar target lebih tinggi.
Implikasi Global dan Apa yang Diharapkan di Amerika 2026
Bagi Arab Saudi
Lolos ke Piala Dunia 2026 memberi sejumlah keuntungan:
-
Panggung global: Kesempatan untuk tampil di hadapan publik dunia, melawan negara raksasa, dengan eksposur tinggi — baik untuk pemain, pelatih, dan sepak bola mereka secara keseluruhan.
-
Pengembangan pemain muda: Pengalaman bertemu tim kuat akan membantu banyak pemain untuk berkembang — dari aspek fisik, mental, dan strategi.
-
Prestise dan momentum: Lolos otomatis sebagai juara grup memberikan kepercayaan diri tinggi. Ini bisa menjadi momentum bagi sepak bola Saudi untuk terus diperhitungkan.
Bagi Dunia Sepak Bola
-
Persaingan yang lebih merata: Tim Asia, salah satunya Saudi, makin mendekat kualitasnya. Hal ini membuat Piala Dunia makin tidak bisa diduga, bukan hanya dikuasai oleh Eropa dan Amerika.
-
Perubahan dinamika taktik: Saudi bisa menjadi contoh bagaimana tim dengan tradisi menyerang cepat dan pemain sayap kreatif bisa menyusup ke pertahanan lawan yang bertahan dalam jumlah banyak.
-
Inspirasi bagi negara‑negara berkembang: Arab Saudi sebagai contoh bahwa dengan organisasi, investasi, pelatihan, dan mental juang, negara dengan catatan historis yang bagus bisa kembali bangkit dan bersaing di level atas.
Kesimpulan
Arab Saudi, dengan skuad yang solid, pengalaman, dan tekad yang tinggi, telah membuktikan bahwa mereka bukan hanya “pengisi” di Piala Dunia 2026; mereka datang sebagai penantang. “Hijau menyala” bukanlah semboyan kosong — hasil lolos sebagai juara grup di kualifikasi menunjukkan bahwa mereka siap berhadapan dengan tantangan di Amerika, Kanada, dan Meksiko.
Tantangan berikutnya adalah mempertahankan momentum, memperbaiki kelemahan sejak sekarang, dan bersiap menghadapi lawan‑lawan berat di putaran final. Apakah Arab Saudi bisa “menyala” bukan hanya di Asia, tetapi di level dunia? Kita akan saksikan bersama di Piala Dunia 2026.