PSSI Umumkan Kriteria Pelatih Baru Timnas Indonesia: Fokus Jangka Panjang Menuju Piala Asia 2027 & Piala Dunia 2030
Setelah berakhirnya masa kerja pelatih sebelumnya, perhatian publik sepak bola nasional kini tertuju pada langkah berikutnya dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada awal November 2025, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akhirnya memaparkan kriteria dan arah baru yang akan menjadi dasar penunjukan pelatih tim nasional Indonesia berikutnya.
>Langkah ini menandai babak penting dalam perjalanan Garuda, terutama dalam persiapan menuju dua turnamen besar: Piala Asia 2027 dan kualifikasi Piala Dunia 2030.
1. Evaluasi Menyeluruh Pasca Periode Sebelumnya
Menurut Erick Thohir, evaluasi mendalam terhadap performa timnas dalam dua tahun terakhir menjadi landasan utama dalam menyusun kriteria baru ini. Indonesia memang menunjukkan perkembangan signifikan di era sebelumnya, termasuk peningkatan peringkat FIFA dan penampilan kompetitif di level Asia Tenggara. Namun, PSSI menyadari bahwa keberlanjutan dan konsistensi performa masih menjadi tantangan besar.
“Sepak bola kita sudah punya fondasi, tapi kita belum punya sistem yang kokoh untuk jangka panjang. Kita tidak mau terus berganti pelatih tanpa arah yang jelas. Karena itu, kriteria pelatih baru harus sejalan dengan rencana besar menuju Piala Dunia 2030,” tegas Erick.
Evaluasi ini mencakup aspek teknis, taktis, hingga manajemen tim. PSSI juga melibatkan Departemen Teknis, Komite Teknis, dan para mantan pemain timnas untuk memberikan masukan objektif mengenai arah pembinaan sepak bola nasional.
2. Kriteria Pelatih Baru: Bukan Sekadar Nama Besar
Dalam pemaparannya, Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI tidak hanya mencari pelatih dengan reputasi internasional semata. Ada beberapa poin utama yang menjadi syarat bagi calon pelatih baru timnas Indonesia:
-
Filosofi Sepak Bola Jangka Panjang
Pelatih harus memiliki visi sepak bola yang selaras dengan DNA permainan Indonesia—menekankan teknik, kecepatan, dan kreativitas. PSSI ingin membangun sistem permainan yang berkelanjutan dari level usia muda hingga senior, bukan hanya hasil instan. -
Kemampuan Pembinaan dan Pengembangan Pemain Muda
Indonesia dikenal memiliki banyak talenta muda potensial, terutama hasil dari kompetisi Elite Pro Academy (EPA) dan Liga 1 U-20. Karena itu, pelatih baru diharapkan mampu mengintegrasikan pemain muda ke dalam skuad utama tanpa mengorbankan performa tim. -
Adaptasi terhadap Budaya dan Kondisi Sepak Bola Nasional
Pelatih asing yang datang ke Indonesia sering kali kesulitan beradaptasi dengan iklim, jadwal liga yang padat, serta kultur pemain lokal. PSSI menekankan pentingnya pelatih yang memiliki fleksibilitas dan kemampuan komunikasi lintas budaya. -
Kedisiplinan dan Kepemimpinan yang Kuat
PSSI menginginkan figur yang bukan hanya pelatih di lapangan, tetapi juga pemimpin yang bisa membangun karakter dan mental juang tim nasional. Disiplin dan profesionalitas menjadi nilai utama dalam proyek jangka panjang ini.
3. Rencana Besar Menuju Piala Asia 2027
Target jangka menengah PSSI adalah memastikan Indonesia tampil kompetitif di Piala Asia 2027 yang akan digelar di Arab Saudi. Setelah penampilan bersejarah di edisi 2023 di Qatar—di mana Garuda berhasil menembus fase gugur untuk pertama kalinya dalam dua dekade—harapan publik kini semakin tinggi.
PSSI menyusun roadmap empat tahun dengan fokus pada tiga pilar utama:
-
Stabilitas di kursi pelatih: Tidak ada lagi pergantian cepat yang mengganggu konsistensi tim.
-
Peningkatan kualitas kompetisi domestik: Liga 1 dan Liga 2 akan dijadikan wadah utama pembinaan pemain untuk timnas.
-
Sinergi antara timnas senior dan kelompok umur: Tim U-20 dan U-23 akan diarahkan dengan filosofi permainan yang sama agar mudah beradaptasi ke level senior.
Erick Thohir menyebut bahwa pelatih baru akan bekerja sama erat dengan Direktur Teknik PSSI dan pelatih kelompok umur. Tujuannya adalah membangun identitas permainan nasional yang jelas, mirip dengan konsep “La Furia Roja” di Spanyol atau “Samurai Blue” di Jepang.
4. Visi Jangka Panjang: Mimpi Besar Piala Dunia 2030
Lebih jauh, PSSI menargetkan bahwa generasi emas sepak bola Indonesia bisa berkiprah di kualifikasi Piala Dunia 2030. Target ini memang ambisius, tetapi dinilai realistis jika perencanaan dilakukan secara sistematis sejak sekarang.
PSSI juga mengungkapkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan federasi sepak bola Jepang (JFA) dan Belanda (KNVB) dalam hal pertukaran pelatih dan metodologi pelatihan. Program ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan kualitas taktik dan fisik pemain nasional.
“Kami tidak mau hanya menjadi peserta kualifikasi. Kami ingin benar-benar bersaing untuk tiket ke Piala Dunia. Itu sebabnya, pelatih baru nanti harus punya rekam jejak membawa tim berkembang dari nol,” ujar Erick.
Salah satu gagasan menarik yang disampaikan adalah pembentukan “Garuda Project 2030”, sebuah program pengembangan jangka panjang yang mencakup scouting, pembinaan, dan monitoring pemain sejak usia 15 tahun hingga masuk timnas senior.
5. Kandidat Pelatih: Antara Nama Lokal dan Internasional
Meski belum ada pengumuman resmi mengenai siapa sosok yang akan menakhodai timnas, sejumlah nama mulai santer diberitakan. Dari kalangan lokal, Indra Sjafri dan Bima Sakti disebut masih menjadi pertimbangan karena memahami karakter pemain Indonesia dan punya pengalaman di level kelompok umur.
>Sementara dari luar negeri, beberapa pelatih Eropa dan Asia dilaporkan telah mengirimkan proposal, termasuk nama-nama dengan pengalaman di liga Jepang, Korea, dan Belanda.
Namun, PSSI menegaskan bahwa proses seleksi tidak akan tergesa-gesa. Erick Thohir mengatakan pihaknya akan membentuk tim khusus evaluasi pelatih yang terdiri dari mantan pemain nasional, analis taktik, dan perwakilan komite teknis FIFA.
“Kami ingin keputusan yang berbasis data dan evaluasi, bukan hanya popularitas. Pelatih yang kami pilih nanti harus punya rencana konkret, bukan janji kosong,” kata Erick menegaskan.
6. Reaksi Publik dan Harapan Penggemar
Kabar tentang fokus jangka panjang ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Banyak suporter yang menilai langkah PSSI sudah berada di arah yang benar.
>Beberapa pengamat sepak bola nasional juga menyebut bahwa kestabilan dan kontinuitas adalah kunci jika Indonesia ingin benar-benar bersaing di level Asia.
Namun, sebagian fans juga mengingatkan agar PSSI tidak kembali tergoda dengan hasil instan. Mereka berharap pelatih baru diberi waktu dan dukungan penuh, termasuk dari klub-klub Liga 1 yang sering kali enggan melepas pemain ke timnas.
7. Penutup: Membangun Masa Depan Garuda
Langkah PSSI dalam menetapkan kriteria pelatih baru ini menandai perubahan paradigma dalam pengelolaan sepak bola nasional.