I. Tekanan Sejarah dan Peringatan Kebugaran
Tantangan fisik menghantui persiapan Sang Bintang.
Neymar da Silva Santos Júnior, ikon sepak bola Brasil, kini berada di persimpangan jalan krusial menjelang Piala Dunia 2026. Setelah kegagalan di Qatar, ia menyatakan ambisinya yang kuat untuk tampil dan membawa Selecao meraih gelar. Ancelotti, pelatih baru Brasil, segera memasang standar tinggi, bukan hanya berdasarkan bakat murni tetapi juga kondisi fisik. Peringatan pelatih itu menjadi gema nyaring bagi sang pemain.
Perkembangan sepak bola modern menuntut intensitas yang jauh lebih tinggi.
Sang pelatih legendaris, Carlo Ancelotti, mengeluarkan pernyataan yang sangat tegas dan lugas. Meskipun talenta Neymar diakui, ia menekankan bahwa Neymar harus mencapai level kebugaran yang absolut, mengacu pada tuntutan permainan saat ini. Ancelotti menolak memberikan jaminan tempat otomatis di skuad utama. Hal ini mendorong Neymar untuk bekerja keras mengembalikan kebugaran.
Pernyataan Ancelotti ini bukan sekadar ancaman, melainkan cerminan realitas kejam.
Para pengamat dan penggemar sepak bola menyaksikan bagaimana cedera berulang kali merenggut momen-momen penting dalam karier Neymar. Oleh karena itu, Ancelotti secara jelas menggarisbawahi bahwa skuad Brasil membutuhkan pemain yang konsisten bermain intens selama 90 menit. Kondisi ini menempatkan Neymar dalam posisi yang tidak pernah ia alami sebelumnya, di mana kebugaran menjadi penentu.
II. Kilas Balik dan Cedera: Bayang-bayang Masa Lalu
Sejak Piala Dunia 2014, cedera selalu membayangi kontribusi Neymar di turnamen.
Setiap turnamen besar, mulai dari patah tulang punggung hingga masalah ankle yang sering terjadi, selalu mengurangi dampak penuhnya. Melihat pola ini, Ancelotti ingin menghindari risiko kehilangan pemain kunci di momen-momen genting, sehingga ia perlu memfokuskan perhatian pada aspek pencegahan. Neymar wajib membuktikan ketahanan fisik.
Cedera ACL yang dialami saat Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi pukulan terbesar.
Peristiwa ini memaksa Neymar menepi untuk waktu yang lama. Akibatnya, proses pemulihan dan waktu rehabilitasinya harus berjalan sempurna dan tanpa hambatan. Usia yang menginjak 34 tahun saat turnamen tiba akan memperumit segalanya. Ia perlu segera memulihkan kondisi.
Keputusan Neymar kembali ke Santos setelah meninggalkan Al-Hilal dianggap upaya mencari ritme.
Kepindahan ini, didorong oleh kebutuhan untuk kembali ke lingkungan yang akrab, bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan. Namun, hal tersebut juga memicu perdebatan mengenai apakah kompetisi Liga Brasil cukup menantang untuk mempersiapkannya menghadapi intensitas Piala Dunia. Ia harus segera menentukan pilihan terbaik.
III. Perubahan Peran: Solusi Taktis Ancelotti di Piala Dunia 2026
Ancelotti telah memberikan petunjuk taktis mengenai peran baru yang diusulkannya.
Pelatih asal Italia itu menyarankan agar Neymar beralih dari posisi sayap (winger) ke peran yang lebih sentral, seperti gelandang serang (attacking midfielder) atau ‘nomor 10’. Saran ini datang sebagai upaya cerdas untuk mengurangi tuntutan fisik dari berlari di sepanjang sisi lapangan. Neymar dapat memanfaatkan visi dan kreativitasnya di lini tengah.
Peran sentral akan memungkinkan Neymar memimpin permainan dengan bola di kaki.
Dengan memposisikannya di tengah, ia tidak perlu terlalu banyak melakukan sprint defensif yang melelahkan. Oleh karena itu, tugas utamanya adalah mengalirkan bola ke Vinícius Júnior dan Rodrygo Goes di sayap, memanfaatkan keahlian passing akurat. Ancelotti berencana mengeksplorasi potensi ini.
Banyak pemain hebat telah bertransisi peran di usia matang untuk memperpanjang karier.
Beralih ke posisi yang membutuhkan kecerdasan taktis daripada kecepatan tinggi telah menjadi pola sukses. Contohnya adalah Lionel Messi dan bahkan Cristiano Ronaldo yang beralih menjadi penyerang tengah. Neymar wajib menganalisis adaptasi para seniornya itu.
IV. Reaksi Pemain Kunci dan Harapan Publik Brasil di Piala Dunia 2026
Rekan-rekan setim Neymar di Timnas Brasil secara terbuka mendukung kembalinya.
Pemain-pemain kunci seperti Casemiro memberikan dukungan moral yang kuat. Di sisi lain, mereka juga mengakui pentingnya kondisi fisik. Dukungan ini menunjukkan bahwa Neymar masih sangat dicintai di ruang ganti tim nasional. Mereka berharap ia segera bergabung dengan mereka.
Publik Brasil terbelah antara harapan dan skeptisisme yang mendalam.
Sebagian besar penggemar sangat menginginkan Neymar memimpin serangan di Amerika Utara, Kanada, dan Meksiko. Namun, cedera yang terus-menerus membuat banyak orang meragukan apakah ia akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan. Mereka hanya akan menerima Neymar dalam kondisi prima.
Keputusan akhir Ancelotti akan menjadi sorotan terbesar dalam sepak bola Brasil.
Jika Neymar dicoret, itu akan menjadi akhir yang memilukan bagi salah satu karier internasional paling cemerlang. Maka dari itu, segala mata akan tertuju pada kualifikasi dan pertandingan persahabatan menjelang 2026. Neymar harus segera meyakinkan pelatih bahwa ia layak dipertimbangkan.
V. Kesimpulan: Pertarungan Melawan Waktu
Jalan Neymar menuju Piala Dunia 2026 bukan sekadar tentang pemulihan, tetapi pembuktian ulang.
Ia harus segera mengubah pola hidup, pelatihan, dan fokusnya untuk memenuhi standar elite Ancelotti. Piala Dunia 2026 adalah peluang terakhirnya.
Selama satu setengah tahun ke depan, setiap pertandingan dan sesi latihan akan menentukan nasibnya.
Jika ia berhasil, Neymar akan mengakhiri karier internasionalnya dengan gemilang. Tetapi jika gagal, ia akan dikenang sebagai pemain dengan potensi tak terbatas yang terhambat oleh masalah kebugaran yang berlarut-larut. Ia harus segera mengambil tindakan.
