Marcus Rashford tersenyum saat berpose dalam acara perkenalan dirinya sebagai pemain baru Barcelona, di latar belakang terlihat seragam Barcelona.English forward Marcus Rashford who joined Barcelona on loan from Manchester United smiles during his official presentation at the Camp Nou stadium in Barcelona on July 23, 2025. Barcelona and Manchester United have reached a deal for the loan of the player Marcus Rashford until June 30, 2026," announced the La Liga champions in a statement. (Photo by Josep LAGO / AFP)

Marcus Rashford pernah jadi harapan bagi Manchester United. Ketika ia meledak pada usia 18 tahun pada 2016, banyak yang percaya bahwa United telah menemukan bintang masa depan yang bisa memimpin era baru pasca-Sir Alex Ferguson.

Namun, sejak 2023, grafik performanya justru menurun, meninggalkan tanda tanya besar: mengapa Rashford meredup begitu cepat?

Sorotan publik dan tuntutan besar tidak pernah hilang darinya. Rashford tampil konsisten, memainkan 426 laga dan mencetak 138 gol, tetapi beban yang ditanggungnya sejak usia belia ternyata jauh di atas kapasitas seorang pemain muda.

Kini, bersama Barcelona, Rashford kembali tampil seperti pemain kelas dunia. Dengan 17 kontribusi gol hanya dalam 18 pertandingan, ia menemukan kembali dirinya.

Namun kebangkitan ini justru menegaskan satu hal: kariernya di United sempat tenggelam bukan karena kualitasnya hilang, melainkan karena konteks yang menghimpitnya.

Marcus Rashford Beban Terlalu Besar Sejak Usia Belia

Direktur olahraga Barcelona, Deco, memaparkan alasan mendasar di balik kemunduran Rashford. Deco terang-terangan menyebut Rashford punya beban yang terlalu besar di Old Trafford.

“Dia senang dengan kami. Marcus adalah pemain yang fantastis. Dia menghadapi tanggung jawab untuk menjadi pemain penting di Manchester United, yang juga seperti kami, adalah salah satu klub terbesar di dunia, terlalu muda,” kata Deco dikutip dari The Times.

“Dia juga sedikit kesulitan dengan perubahan generasi ini di Manchester United,” ucap Deco.

Dua pemain sepak bola, salah satunya mengenakan seragam kuning dan yang lain seragam biru-merah, sedang berlari memperebutkan bola di lapangan hijau
Aksi gelandang Barcelona saat berusaha melewati hadangan pemain lawan dalam laga Liga Champions di stadion Camp Nou pada 1 Desember 2025.

Kondisi Internal MU Bikin Situasi Makin Pelik Marcus Rashford

Kondisi internal United juga memperburuk situasi. Pergantian manajer, pembangunan ulang yang tidak pernah tuntas, dan tekanan publik membuat Rashford selalu berada di garis depan kritik.

“Jika Anda melihat United dalam lima tahun terakhir, mereka kesulitan membangun kembali tim, untuk menjadi lebih kuat lagi. Dia ada di sana,” kata Deco.

“Jadi, tidak mudah bagi seorang pemain yang banyak dituntut orang. Ketika Anda menjadi pemain penting, Anda memiliki banyak tanggung jawab,” tegas eks pemain Timnas Portugal tersebut.

Jalan Keluar yang tak Langsung Mulus

Meski Rashford sempat bersinar pada musim 2022/23 di bawah Erik ten Hag, mencetak 30 gol dan menjadi satu-satunya pemain United pasca-Ferguson yang mencapai angka tersebut, performanya kembali menurun.

Ruben Amorim kemudian mengambil keputusan tegas dengan menyingkirkannya dari rencana utama United setelah menjabat pada November 2024.

Periode itu menjadi titik balik bagi Rashford. Ia menyelesaikan musim 2024–25 bersama Aston Villa sebelum akhirnya hijrah ke Barcelona, tempat ia kembali menemukan ritme terbaiknya. Rashford kini jadi pemain penting lagi. Bahkan, dia sudah kembali dipanggil Timnas Inggris.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *