Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah menetapkan format yang revolusioner untuk Piala Dunia 2026. Perubahan ini, pada dasarnya, dirancang untuk meningkatkan skala turnamen. Namun, di samping itu, FIFA juga menerapkan mekanisme baru yang dinilai sengaja memberikan privilege kepada tim-tim unggulan, atau “pemain besar,” untuk melaju lebih jauh.
1. Transformasi Skala: Dari 32 Menjadi 48 Tim
Pertama-tama, perubahan terbesar adalah peningkatan peserta dari 32 menjadi 48 tim. Akibatnya, struktur babak grup dirombak total:
-
12 Grup: Turnamen kini dibagi menjadi 12 grup yang masing-masing berisi 4 tim.
-
Total Pertandingan: Sebagai hasilnya, jumlah total pertandingan akan melonjak dari 64 menjadi 104, membuat edisi ini menjadi yang terpanjang dan terbesar dalam sejarah.
-
Babak Gugur: Selanjutnya, tim yang lolos ke fase gugur adalah 32 tim, yang berarti babak gugur dimulai dari Babak 32 Besar.
2. Keuntungan Struktural untuk Tim Unggulan
Di sisi lain, keuntungan nyata bagi “pemain besar” terletak pada penataan sistem pengundian (drawing) untuk babak gugur. Mekanisme ini memastikan bahwa tim-tim yang paling kuat tidak akan tersingkir terlalu dini.
Perlindungan Melalui Pairing
Secara khusus, FIFA dilaporkan akan menerapkan sistem pairing (pengelompokan) yang ketat, mirip dengan bagan eliminasi pada turnamen tenis besar.
-
Pemisahan: Sistem ini bertujuan untuk menjamin empat tim unggulan teratas (yang menjadi juara grup) akan dipisahkan secara ekstrem dalam bagan. Dengan kata lain, mereka tidak akan bertemu satu sama lain hingga babak semifinal atau bahkan final.
-
Tujuan Komersial: Oleh karena itu, langkah ini dilihat sebagai upaya FIFA untuk menjaga nilai komersial turnamen. Sebab, pertemuan tim-tim raksasa di fase-fase krusial (semi-final dan final) dinilai paling menguntungkan secara rating dan sponsorship.
3. Konsekuensi dan Kontroversi
Meskipun demikian, keputusan ini memicu perdebatan. Tentu saja, perluasan peserta adalah langkah yang positif untuk inklusivitas global. Namun, penambahan pertandingan yang signifikan menimbulkan kekhawatiran:
-
Kelelahan: Selain itu, pemain yang mencapai final harus memainkan delapan pertandingan, yang dapat memperburuk masalah jadwal dan kelelahan pemain di tengah musim yang padat.
-
Kejutan Minim: Terakhir, kritik muncul bahwa sistem pairing yang “melindungi” unggulan dapat mengurangi elemen kejutan yang selama ini menjadi daya tarik utama Piala Dunia.