Latar Belakang
Untuk memahami isu ini kita perlu kembali pada konteks sepak bola Jepang:
-
Jepang adalah anggota AFC dan bergabung dalam struktur federasi Asia selama bertahun‑tahun — untuk kompetisi nasional, klub, dan kualifikasi Piala Dunia. Wikipedia+2The AFC+2
-
Klub‑klub Jepang dan kompetisi dalam negeri (seperti J.League) berkembang pesat dan ingin agar lingkungan kompetisi Asia memberi manfaat maksimal baik dari sisi prestasi maupun keuangan. Misalnya, dokumen J.League mencatat ada ketidaksesuaian antara kalender J League dan kalender kompetisi AFC. J.League+1
-
Beberapa laporan menunjukkan bahwa JFA dan klub Jepang mulai merasa frustrasi terhadap mekanisme kompetisi AFC, termasuk perubahan format elite klub dan persepsi soal “ketidakadilan” atau “pengaruh tertentu” dalam pengambilan keputusan. FIFPRO+3Zamin.uz+3news.laodong.vn+3
Apa yang dilaporkan: Jepang “ingin keluar” dari AFC?
Laporan‑kemungkinan (belum sepenuhnya dikonfirmasi) mengemuka bahwa Jepang sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari AFC atau setidaknya membentuk “federasi baru bagian timur Asia” (misalnya “East Asian Football Federation/Confederation”) yang terpisah dari AFC.
Beberapa poin utama:
-
Menurut laporan outlet Iraq, UTV, yang dikutip oleh beberapa media, JFA “serius mempertimbangkan” untuk menarik diri dari AFC dan mendirikan federasi baru — disebut misalnya “East Asian Federation” atau istilah serupa. Tribuna+1
-
Alasan di antaranya: frustrasi terhadap apa yang disebut “pengaruh Qatar” dalam AFC, dan kasus‑kasus seperti format dan lokasi turnamen klub (contoh: Vissel Kobe terpengaruh oleh penarikan klub lain, penalti, dan keputusan yang dianggap tidak adil). Zamin.uz+1
-
Laporan menyebut bahwa bila federasi baru ini terbentuk, Jepang bisa saja mengajak negara lain — meski daftar negara yang “bergabung” masih spekulatif. news.laodong.vn+1
Namun, penting dicatat: tidak ada konfirmasi resmi kuat bahwa Jepang benar‑benar akan bergabung ke UEFA atau bahwa mereka akan meninggalkan AFC dalam waktu dekat — kebanyakan laporan masih bersifat “pertimbangan” atau “pelaporan media”. Misalnya, satu komentar Reddit mencatat:
“At the moment there’s nothing here”
yang menunjukkan kewaspadaan soal keandalan laporan tersebut. Reddit
Mengapa ini muncul — Motivasi Jepang
Beberapa faktor yang memicu keinginan atau setidaknya pertimbangan semacam ini:
-
Kurangnya kepuasan terhadap sistem klub/kompetisi AFC
– Laporan oleh FIFPRO Asia/Oceania menyebut bahwa kompetisi lama seperti AFC Champions League (ACL) memiliki kelemahan dalam hal manfaat langsung bagi klub dan pemain dari Asia, termasuk Jepang — misalnya: beban perjalanan, jarak geografis, dan keuntungan komersial yang terbatas. FIFPRO
– Kalender kompetisi yang tidak sinkron, seperti J.League vs format ACL, adalah salah satu keluhan. J.League
– Kasus spesifik: misalnya Vissel Kobe mengalami kerugian posisi klasemen setelah klub Tiongkok menarik diri, dan kemudian AFC memberikan denda — yang di Jepang dilihat sebagai contoh ketidakadilan. Zamin.uz -
Keinginan untuk peningkatan level kompetisi dan eksposur global
Jepang telah memproduksi banyak pemain yang bermain di liga‑top Eropa, dan meningkatkan eksposur mereka serta negara tentu adalah bagian dari strategi jangka panjang. News of Bahrain+1
Bergabung atau menjadi lebih dekat ke federasi yang kompetisinya mapan, seperti UEFA, bisa dilihat sebagai cara mempercepat pencapaian tersebut (meskipun bergabung ke UEFA bukanlah hal mudah). -
Geopolitik & kendali organisasi
Ada laporan bahwa Jepang merasa bahwa beberapa keputusan di AFC dipengaruhi oleh “zona” atau “kepentingan” tertentu (misalnya Timur Tengah) yang kurang menguntungkan wilayah Timur Asia. Laporan menyebut “pengaruh Qatar” sebagai salah satu titik kritik. Tribuna+1
Bila Jepang merasa bahwa suara mereka kurang terwakili atau bahwa manfaat bagi klub/negara mereka tidak sepadan, maka mempertimbangkan alternatif adalah wajar.
Apakah Jepang akan bergabung ke UEFA?
Muncul juga spekulasi apakah Jepang langsung menuju UEFA — namun berdasarkan data yang ada, ini sangat tidak mungkin dalam waktu dekat:
-
Untuk berpindah konfederasi/badan regional (misalnya dari AFC ke UEFA) ada aspek regulasi FIFA, persetujuan dari konfederasi asal dan tujuan, hak kompetisi, logistik, geografi, serta implikasi finansial dan komersial.
-
Contoh: Dalam kasus Russian Football Union yang mempertimbangkan perubahan konfederasi (dari UEFA ke AFC) – mereka akhirnya memilih tetap di UEFA karena berbagai pertimbangan regulasi dan finansial. Vanguard News
-
Tidak ada laporan resmi dari UEFA atau FIFA bahwa Jepang telah mengajukan secara formal untuk bergabung ke UEFA atau akan disetujui.
Jadi, skenario paling realistis (berdasarkan laporan saat ini) lebih pada: Jepang mungkin mempertimbangkan meninggalkan AFC atau membentuk federasi alternatif di kawasan Asia Timur, ketimbang langsung bergabung ke UEFA.
Analisis: Apa yang bisa terjadi dan implikasinya
Skenario 1: Jepang tetap di AFC, menekan untuk reformasi
– Jepang memilih bertahan di AFC tetapi menggunakan tekanan (media, lobi) untuk reformasi regulasi kompetisi (format klub, jangkauan geografis, distribusi hak komersial).
– Keuntungan: stabilitas, tidak mengguncang logistik dan posisi Jepang di kualifikasi Piala Dunia atau klub.
– Kerugian: jika reformasi gagal, frustrasi tetap ada.
Skenario 2: Jepang membentuk atau bergabung dengan federasi baru di Asia Timur
– Misalnya: “East Asian Football Confederation” sebagaimana disebut laporan.
– Keuntungan: Jepang bisa memiliki pengaruh lebih besar dalam pengambilan keputusan, kalender kompetisi bisa disesuaikan dengan kebutuhan wilayah Timur Asia, beban perjalanan dapat dikurangi, klub‑nasional Jepang bisa mendapatkan manfaat spesifik kawasan.
– Kerugian: masih banyak hal yang harus diurus (pengakuan dari FIFA, transisi kompetisi, negaranya yang bergabung, hak siar, loyalitas klub, dampak pada kualifikasi Piala Dunia/AFC).
Skenario 3: Jepang mencoba sistem yang sangat ambisius — bergabung ke UEFA
– Keuntungan hipotetis: kompetisi lebih kuat (UEFA Champions League, EURO), eksposur global lebih besar, komersial lebih besar.
– Kerugian: logistik sangat besar (jarak perjalanan, waktu), karena Jepang secara geografis di Asia Pasifik, mungkin tidak diterima oleh anggota UEFA, regulasi FIFA bisa menolak, dan klub/negara Jepang harus membayar konsekuensi besar dalam struktur kualifikasi dan hak kompetisi.
Implikasi untuk klub & nasional Jepang
-
Klub Jepang: jika pindah konfederasi atau federasi baru terbentuk, maka format klub internasional yang mereka masuki bisa berubah. Perubahan ini bisa memengaruhi jadwal, beban perjalanan, keuangan, hak komersial, dan persaingan.
-
Tim nasional: harus memperhatikan hak kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia/konferensi regional baru, dan bagaimana transisi dilakukan agar tidak merugikan kelayakan kompetisi.
-
Hubungan dengan sponsor, hak TV, dan brand Jepang dalam sepak bola Asia bisa berubah.
-
Dari sudut fans: akan ada perubahan tradisi dan rivalitas yang sudah mapan (misalnya pertandingan dengan negara‑negara Asia Timur atau Asia Barat) — ini bisa menimbulkan resistensi.
Kapan keputusan bisa diambil?
Karena laporan saat ini masih “pertimbangan”, maka beberapa poin penting:
-
Belum ada pernyataan resmi publik dari JFA yang menyebut secara definitif “kami akan keluar dari AFC”.
-
Laporan muncul di media seperti Tribuna.com, VOA, dan terjemahan ke media Indonesia/Vietnam — namun perlu verifikasi dari sumber Jepang atau AFC sendiri. Tribuna+1
-
Jika Jepang benar‑benar mengambil langkah, maka akan melibatkan proses yang bisa memakan waktu (negosiasi, persetujuan, penyesuaian regulasi).
-
Banyak pihak pengamat sepak bola Asia mengatakan bahwa tindakan semacam ini akan menjadi “revolusi” dalam struktur sepak bola Asia. Zamin.uz
Kesimpulan
Apakah benar bahwa Jepang “ingin keluar dari AFC dan menuju UEFA”? Jawabannya: belum bisa dinyatakan pasti bahwa mereka akan keluar dan pasti bergabung ke UEFA. Namun, laporan menunjukkan bahwa JFA sedang mempertimbangkan serius untuk meninggalkan AFC atau minimal mendorong pembentukan federasi baru di kawasan Asia Timur, dengan motivasi dari rasa frustrasi atas sistem yang ada saat ini.