🟢 Daftar Isi
Apakah Neymar Akan Tampil di Piala Dunia 2026?
Kembalinya Neymar ke Brasil sejatinya dijejali harapan besar, tetapi sejauh ini belum sepenuhnya memenuhi janji. Setelah cedera lutut serius pada Oktober 2023, sang penyerang terus bergulat dengan masalah kebugaran dan inkonsistensi performa. Pertanyaannya pun muncul: apakah Neymar Piala Dunia 2026 masih menjadi kenyataan, atau justru mimpi yang kian menjauh?
Kondisi Terbaru Neymar di Santos
Neymar mengalami cedera lutut berat pada 12 Oktober 2023 saat memperkuat tim nasional Brasil. Dua tahun berselang, belum ada tanda-tanda pemulihan total. Kepulangannya ke Santos disambut bak momen penyelamatan karier, namun kenyataannya klub masih kesulitan keluar dari zona degradasi.
Di lapangan, Neymar masih memperlihatkan kilasan magis khasnya. Tendangan bebasnya tetap tajam, dan ia kadang menunjukkan umpan cerdas yang membuka peluang. Akan tetapi, ia jarang lagi menembus pertahanan lawan dengan kelincahan yang dulu menjadi ciri khasnya. Setelah absen panjang, masalah otot muncul silih berganti, dan rentetan cedera tambahan membuat kontinuitas bermainnya terganggu.
Walaupun begitu, ada optimisme bahwa ia mungkin pulih penuh dalam waktu dekat. Namun, dengan jadwal padat dan jendela pemanggilan tim nasional yang semakin sempit, Neymar kini berada dalam perlombaan melawan waktu. Jika ingin tampil di Piala Dunia 2026, ia harus membuktikan bahwa dirinya masih mampu bersaing di level tertinggi.
Angel Di Maria di Rosario Central: Pulang yang Membara
Berbeda dengan Neymar, Angel Di Maria menjalani kisah pulang kampung yang jauh lebih gemilang. Setelah 18 tahun berkarier di Eropa, Di Maria kembali ke Rosario Central pada Juli dan langsung memberikan dampak besar. Dalam sebelas laga awal, ia membantu tim berada di papan atas klasemen dan menjaga rekor tak terkalahkan.
Penampilan spektakulernya terlihat sejak awal. Di Maria mencetak dua gol penalti pada dua laga debutnya, lalu menambah gol kemenangan dalam derby panas melawan Newell’s Old Boys. Ia juga tampil gemilang ketika menghadapi Boca Juniors dan River Plate, dua raksasa Liga Argentina. Stadion Gigante de Arroyito pun bergemuruh, menyambut kembalinya sang legenda.
Hal menarik lain adalah sikap rendah hati Di Maria. Ia tidak menuntut nomor spesial, tetap memakai nomor 11, dan rela menyesuaikan perannya demi keseimbangan tim. Ia bekerja sama dengan Ignacio Malcorra dan memberi ruang bagi pemain muda seperti Gaspar de Jesus. Hasilnya, Rosario Central menjadi tim yang solid dengan kombinasi pengalaman dan semangat muda.
Kepulangan Di Maria bukan sekadar nostalgia. Ia membawa kualitas teknis, etos kerja tinggi, dan pengaruh besar di ruang ganti. Inilah bentuk pulang kampung yang sukses: memberi dampak nyata, bukan hanya romantisme.
Apa yang Membuat Dua Pulang Kampung Ini Berbeda
Perbedaan utama antara Neymar dan Di Maria terletak pada kondisi fisik dan konteks peran masing-masing. Neymar datang setelah cedera panjang yang memengaruhi ritme serta kebugarannya. Di sisi lain, Di Maria pulang dalam kondisi bugar dan siap berkontribusi sejak hari pertama.
Selain itu, Di Maria kembali ke tim dengan struktur permainan yang sudah solid. Ia menyesuaikan diri dengan sistem yang ada dan berperan sebagai mentor bagi pemain muda. Sementara itu, Neymar dibebani ekspektasi besar untuk langsung menjadi penyelamat Santos. Tekanan itu berat, apalagi bagi pemain yang baru pulih dari cedera serius.
Faktor usia juga berperan. Di Maria, di usia 37 tahun, sudah menyelesaikan bab internasionalnya dengan catatan gemilang. Ia tidak lagi dikejar ambisi atau tekanan tim nasional. Neymar, sebaliknya, masih memiliki target besar: menutup karier internasionalnya dengan tampil di Piala Dunia 2026. Hal itu membuat setiap laga baginya terasa seperti ujian.
Intinya, kesuksesan pulang kampung dalam sepak bola tidak hanya ditentukan oleh nama besar, tetapi juga kesiapan fisik, peran taktis, dan konteks tim. Di Maria membuktikan bahwa kombinasi semua faktor itu bisa menghasilkan dampak luar biasa.
Implikasi untuk Karier Internasional dan Klub
Situasi Neymar membuka perdebatan besar di Brasil. Carlo Ancelotti, pelatih tim nasional Brasil, sudah menegaskan bahwa Neymar masih masuk dalam rencana jangka panjang menuju Piala Dunia 2026. Namun, posisi tersebut bukan tanpa syarat. Ia harus menunjukkan performa dan kebugaran yang konsisten agar layak mendapat tempat di skuad utama.
Neymar kini berada di persimpangan karier. Jika berhasil pulih total dan tampil baik bersama Santos, peluangnya tetap terbuka lebar. Namun, bila cedera kembali menghambat, besar kemungkinan Ancelotti akan beralih ke pemain muda seperti Vinícius Jr., Rodrygo, atau Endrick.
Bagi Santos, kedatangan Neymar memang meningkatkan perhatian publik dan potensi komersial. Akan tetapi, dari sisi performa, klub belum menikmati dampak signifikan. Santos masih berjuang keras untuk menjauh dari zona degradasi, dan kontribusi Neymar sejauh ini belum cukup untuk mengubah nasib tim.
Sementara itu, bagi Rosario Central, Di Maria adalah katalis sejati. Pengalamannya membantu tim tampil lebih percaya diri, efisien, dan matang. Klub yang sempat tersingkir dari papan atas kini kembali menjadi pesaing serius di Liga Argentina. Peran Di Maria membuktikan bahwa pemain berpengalaman bisa menjadi penggerak utama perubahan positif.
Peluang Neymar di Piala Dunia 2026
Pertanyaan terbesar kini: apakah Neymar Piala Dunia 2026 masih mungkin terwujud? Secara teknis, Neymar tetap memiliki kualitas luar biasa. Ia bisa menjadi pembeda lewat visi permainan, eksekusi bola mati, dan kreativitas tinggi. Namun, semua itu bergantung pada satu faktor: kebugaran.
Brasil memiliki banyak opsi muda yang sedang bersinar. Jika Neymar tidak mencapai level terbaiknya sebelum awal 2026, kemungkinan besar ia akan tersisih dari daftar utama. Namun, bila ia mampu menunjukkan performa positif selama musim berikutnya, peluang tampil tetap terbuka.
Kembalinya Neymar ke performa terbaik akan sangat berpengaruh bagi Brasil, baik secara taktik maupun psikologis. Tim ini membutuhkan sosok senior yang bisa menjadi panutan di lapangan. Karena itu, setiap laga yang dijalani Neymar bersama Santos akan menjadi penentu masa depannya di tim nasional.
Kesimpulan
Kisah pulang kampung Neymar dan Di Maria memperlihatkan dua sisi berbeda dari realitas sepak bola modern. Neymar berjuang keras melawan cedera dan ekspektasi besar untuk kembali ke puncak menjelang Piala Dunia 2026, sementara Di Maria menikmati babak baru kariernya dengan sukses dan ketenangan.
Pelajaran utamanya jelas: nostalgia tidak cukup. Keberhasilan seorang pemain ditentukan oleh kesiapan fisik, mental, serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru. Jika Neymar mampu mengatasi tantangan ini, ia masih punya peluang menutup kariernya dengan megah di panggung dunia.

